Renungan Harian Virtue Notes, 28 Juni 2011
Sebuah Perlombaan
Bacaan: Ibrani 12: 1-3
12:1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Kita dapat menemukan hal-hal yang sangat luar biasa dalam bacaan hari ini. Mulai dengan kata “perlombaan” dalam ay. 1. Kata “perlombaan” dalam teks aslinya adalah ἀγών (agón) yang berarti “konflik”, “perdebatan”, “pertarungan” atau “perlombaan”.
Ini menunjukkan bahwa Kekristenan bukanlah jalan yang mudah untuk memiliki keselamatan yang sejati. Seorang yang bersedia mengikut Tuhan Yesus haruslah berani memasuki perjuangan. Perjuangan tersebut diwajibkan untuk kita alami atau jalani. Kata diwajibkan dari kata πρόκειμαι (prókīmai) yang berarti “ditetapkan sebelumnya”. Tentu ini berarti perjuangan itu suatu keharusan, bukan sesuatu yang bisa dihindari. Allah menetapkan bahwa kita yang mengikut Tuhan Yesus harus memikul salib, sebuah perjuangan.
Perjuangan itu tidak mudah, sebab kita dinasihati untuk memandang Tuhan Yesus. Kalau perjuangan itu mudah seperti yang dikesankan oleh banyak orang dewasa ini, mengapa penulis Surat Ibrani menggunakan pergumulan Tuhan Yesus sebagai contohnya? Pastilah itu berat. Ini berarti kita harus meneladani ketekunan-Nya dalam menyelesaikan tugas penyelamatan melalui salib yang sangat mengerikan (ay. 2–3).
Seperti Tuhan Yesus mengingatkan bahwa orang yang mau mengikut Dia harus menghitung dulu anggarannya (Luk. 14:25–34), kita harus siap untuk memasuki perjuangan itu jika memang mau menjadi murid-Nya. Kalau kita tidak siap dan tidak bersedia, Ia tidak akan memaksa, sebab mengikut Yesus haruslah dijalani dengan tulus ikhlas dan kecintaan kepada Dia.
Pergumulan atau perjuangan itu adalah ketaatan, bukan hanya ketaatan kepada hukum-hukum, tetapi ketaatan kepada kehendak Allah. Sebagaimana Tuhan Yesus memikul salib bukan karena sekadar melakukan hukum melainkan melakukan kehendak Bapa, kita juga harus memikul salib dalam arti bersedia memenuhi rencana Allah yang ditetapkan bagi setiap kita.
Hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapalah yang memperoleh perkenanan-Nya. Sehebat apapun seseorang dalam prestasi kehidupan ini dan pelayanan pekerjaan gereja, kalau ia tidak melakukan kehendak Bapa, Maka Bapa tidak akan berkenan padanya (Mat. 7:21–23). Memang menjadi seorang pengikut Kristus tidak mudah, namun kalau kita berkomitmen mau berjuang dalam perlombaan itu, kita akan memperoleh kemuliaan di kerajaan-Nya kelak.
Kekristenan bukan jalan yang mudah dan bukan paksaan, tetapi kerelaan berjuang dalam ketaatan kepada kehendak Allah.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar