Renungan Harian Virtue Notes, 29 Juni 2011
Menerima Target
Bacaan: Ibrani 12: 4
12:4. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
Pernyataan “Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah” mungkin tidak mudah dipahami. Apakah itu berarti kita harus berdarah secara fisik untuk mencapai perkenanan Bapa di Surga? Tentu tidak demikian. Hanya orang-orang tertentu yang mendapat anugerah untuk itu, seperti para martir yang mempertahankan Injil dengan darah.
Darah adalah sumber kehidupan atau inti kehidupan. Tidak memiliki darah berarti tidak memiliki kehidupan. Berarti darah juga melambangkan nilai yang paling berharga dalam kehidupan makhluk hidup. Dengan pernyataan di ayat ini, Tuhan menghendaki agar kita bersedia mencapai perkenanan Bapa melalui kerelaan untuk mempertaruhkan segala sesuatu. Tanpa kesediaan mempertaruhkan segala sesuatu, kita tidak akan mencapai prestasi maksimal yang dikehendaki Tuhan.
Tuhan Yesus menghendaki kita mencapai target yang ditetapkan oleh-Nya dengan mempertaruhkan darah kita, atau segala sesuatu yang ada pada kita. Target itulah yang dimaksudkan-Nya dengan “sempurna seperti Bapa di surga” (Mat. 5:48). Target itu harus dicapai dengan sempurna, maksudnya harus mencapai level tertinggi. Karena itulah kita harus all-out mempertaruhkan segala sesuatu yang ada pada kita untuk meraihnya. Tuhan Yesus tidak pernah memberikan peluang bagi pengikut-Nya untuk hanya di level “sedang-sedang saja”, “cukupan” atau “lumayan”.
Seorang pelajar yang tidak berhasil mencapai prestasi yang baik dalam studinya umumnya akibat ia tidak menggunakan secara maksimal kemampuan dan semua sarananya. Ia tidak memiliki target; baginya yang penting tidak tinggal kelas. Apakah kita juga berpikir seperti ini? Apakah kita menganggap, yang penting dalam mengikut Kristus hanyalah masuk surga dan terhindar dari neraka?
Masih ingatkah kita akan tulisan Rasul Paulus yang menegaskan agar kita mengerti kehendak Allah: yang baik, yang berkenan dan yang sempurna (Rm. 12:2)? Allah tidak menginginkan kita mengerti hanya sebagian kehendak Bapa. Ia menghendaki kita mengerti kehendak Bapa yang sempurna; maksudnya utuh dan lengkap.
Setelah mengamati hal ini patutlah kita kembali mempertimbangkan pengiringan kita kepada Tuhan. Apakah kita sudah mengiring Tuhan dengan benar atau tidak? Bersediakah kita menerima target yang Tuhan berikan untuk kita, sehingga target tersebut menjadi target kita pribadi, seakan-akan itu adalah target yang kita tetapkan sendiri? Tuhan menghendaki target yang kita tetapkan adalah target dari hati dan pikiran-Nya. Marilah kita menerimanya dengan sukacita sebagai berkat.
Kita harus mempertaruhkan segala sesuatu yang ada pada kita untuk mencapai target yang ditetapkan Tuhan dengan sempurna.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar