RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Anak-anak Allah

Renungan Harian Virtue Notes, 15 Juni 2011

Anak-anak Allah



Bacaan: Ulangan 5: 1-6


5:1. Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka: "Dengarlah, hai orang Israel, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya dengan setia.

5:2 TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb.

5:3 Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup.

5:4 TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di tengah-tengah api--

5:5 aku pada waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung--dan Ia berfirman:

5:6. Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.



Perjanjian antara Tuhan Semesta Alam dan manusia dikisahkan dalam Alkitab. Perjanjian Lama adalah perjanjian antara YHWH dengan bangsa Israel. YHWH memperkenalkan diri sebagai Allah dan menyatakan bangsa Israel sebagai umat-Nya. Luar biasa, bangsa yang saat itu nomad (pengembara) dijadikan umat oleh Sang Pencipta langit dan bumi.


Allah memperkenalkan diri melalui pembebasan yang dilakukan-Nya bagi keturunan Abraham tersebut dari perbudakan bangsa Mesir. Itulah sebabnya Ia menyatakan, “Akulah TUHAN Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” (ay. 6). Memang proyeksi-Nya bagi bangsa Israel kala itu adalah menempatkan mereka di tanah Kanaan dan memberkati mereka dengan kemakmuran jasmani—susu dan madu yang berlimpah. Di balik semuanya ini Ia mempunyai rencana, yaitu melalui bangsa itu akan dihadirkan-Nya seorang Mesias. Selama bangsa itu hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah, maka mereka mendiami negeri yang dijanjikan dengan berkat jasmani yang melimpah dan perlindungan Tuhan yang luar biasa; tetapi ketika bangsa itu memberontak, maka Tuhan akan membuat mereka menderita di tanah Kanaan.


Sebagaimana umat Israel harus mengerti isi perjanjiannya dengan YHWH, Allah Israel, demikian pula kita harus mengerti isi Perjanjian Baru, perjanjian antara Tuhan dengan orang percaya. Isi perjanjian itu pada dasarnya hendak membawa kita kepada suatu ikatan abadi. Ikatan antara Allah dan umat: Allah sebagai Bapa dan kita, orang percaya sebagai anak. Dalam bahasa Yunani, kata perjanjian yang ditulis διαθήκη (diathékē) menunjuk suatu ikatan antara dua pihak yang sepakat melakukan suatu persetujuan bersama.


Setelah Anak Allah datang ke bumi untuk menebus dosa manusia, Allah mengikat perjanjian antara Dia dengan kita yang percaya kepada Anak-Nya. Inilah Perjanjian Baru. Allah mengikatkan diri dengan kita sebagai Bapa yang mengutus Putra-Nya yang tunggal sebagai pembebas dari dosa, atau menyatakan diri-Nya sebagai Juruselamat. Ini dimaksudkan agar kita dapat dikembalikan kepada rancangan-Nya yang semula, yaitu manusia yang sempurna sebab melakukan kehendak-Nya. Dengan masuk ke dalam perjanjian ini, diri kita sebagai orang percaya dilayakkan menghuni langit baru dan bumi yang baru, yaitu Kanaan Surgawi.



Perjanjian Baru mengikat Allah dan umat-Nya sebagai Bapa dan anak dalam ikatan abadi.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger