Renungan Harian Virtue Notes, 24 Maret 2011
Zona Berbahaya
Bacaan: Lukas 16: 19-31
16:19. "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Saat seseorang terlepas dari segala miliknya, barulah ia menyadari kebutuhan yang sesungguhnya dalam hidup ini. Inilah yang terjadi pada orang kaya yang dikisahkan dalam cerita Yesus mengenai orang kaya dan Lazarus. Kehausan yang dimilikinya tentu bukan haus akan air, melainkan Tuhan sebagai Air Kehidupan.
Sesungguhnya jiwa manusia didesain untuk menjadi kekasih abadi Tuhan. Manusia adalah makhluk kekal, berarti kalau terpisah dari Tuhan untuk selama-lamanya sama dengan mati, binasa sekalipun jiwanya hidup selama-lamanya sebab ia menjadi tidak bernilai. Sementara yang dimaksud dengan “hidup kekal” adalah hidup yang berkualitas tinggi, hingga bersama Tuhan selama-lamanya.
Tingkatan kualitas untuk memiliki hidup kekal bagi umat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berbeda. Kalau seseorang masuk ke dalam zaman Perjanjian Baru, harus berani meninggalkan segala sesuatu agar memiliki hidup yang berkualitas yang dijanjikan Tuhan (Mat.19:27–30).
Hanya segelintir manusia di Perjanjian Lama yang menyadari dan mengalami hal ini, karena itu sungguh suatu anugerah kalau kita diperkenankan hidup pada masa di mana kita bisa dipulihkan menjadi anak-anak Allah. Umat Perjanjian Lama tidak bisa dipulihkan, sebab mereka tidak memiliki hak seperti yang dimiliki umat Perjanjian Baru. Hak ini memuat pelepasan dari pemilikan kuasa kegelapan, anugerah Roh Kudus, Firman Kebenaran yang diajarkan Tuhan Yesus atau Injil, penggarapan Tuhan dan pemeliharaan-Nya.
Raja-raja dan nabi-nabi di Perjanjian Lama rindu mengalami hidup kekal yang diberikan oleh sang Mesias. Kita yang sudah mengenal Sang Mesias, harus mengenal damai sejahtera yang diberikan. Tanpa mengetahui apa yang diperlukan untuk damai sejahtera-Nya, kita tidak akan memperoleh hidup kekal yang dirindukan oleh raja-raja dan nabi dalam Perjanjian Lama.
Mengapa orang tidak tahu apa yang perlu untuk damai sejahtera mereka? Salah satu penyebab utama adalah percintaan dunia. Orang yang masih menghargai miliknya secara tidak proporsional tidak akan mampu mengerti apa artinya kebutuhan hidup ini. Inilah yang dicontohkan dengan orang kaya dalam cerita ini. Ia menikmati dunia sampai melupakan Tuhan dan tidak memperhatikan keselamatan orang lain. Jangan lupa, cinta akan uang adalah akar segala kejahatan (1Tim. 6:10). Bila kita masih dalam posisi hidup mencintai dunia, kita berada di zona yang sangat berbahaya. Keluarlah dari zona itu, dan utamakan kehadiran Tuhan.
Keluarlah dari zona berbahaya, dan tinggalkan segala sesuatu untuk meraih hidup yang kekal.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar