RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Menjadi Manusia Pilihan

Renungan Harian Virtue Notes, 8 Maret 2011

Menjadi Manusia Pilihan



Bacaan: Markus 10: 17-22


10:17. Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

10:18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.

10:19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"

10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."

10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.



Banyak orang berpikir bahwa kalau mereka sudah merasa percaya kepada Tuhan Yesus, otomatis mereka sudah menjadi umat Tuhan. Akibatnya, banyak orang merasa tenang jika sudah beragama Kristen, dan menjadi anggota gereja tertentu. “Apa pun yang terjadi toh saya sudah mempunyai tiket ke surga, Tuhan sudah memilih saya, tidak peduli apa yang pernah saya lakukan dan apa yang akan saya lakukan,” pikir mereka.


Alkitab sejatinya tidak mengajarkan demikian. Menganggap diri sudah dipilih Allah hanya karena sudah mendapatkan pengesahan dari gereja tertentu adalah keliru. Sedihnya banyak gereja yang mengajarkan kebodohan ini, sehingga banyak orang yang terjebak dalam kekeliruan yang fatal ini.


Sesungguhnya menjadi umat pilihan Allah bukan karena stempel organisasi, tetapi pengakuan dari Tuhan, sebab Ialah yang memilih kita, bukan manusia. Dan pengesahannya juga tergantung dari respons terhadap anugerah yang ditawarkan Tuhan itu. Responsnya di sini juga haruslah memadai. Nilai respons tersebut harus sesuai dengan kehendak-Nya, sebab Tuhanlah yang menentukan harganya. Dalam hal ini Tuhan tidak sembarangan memilih orang menjadi umat-Nya. Ia memilih orang yang berani membayar harga untuk mengikut-Nya.


Tuhan Yesus mengatakan bahwa untuk mengikut Dia, kita harus menghitung dulu anggarannya (Luk. 14:28). Ketika menghadapi orang kaya yang mau memiliki hidup yang berkualitas, Tuhan menetapkan harga, dan ketika orang itu meninggalkan Dia, membatalkan keinginannya mengikut Yesus, Ia tidak mau mengurangi harganya (ay. 22). Ternyata untuk menjadi manusia pilihan harganya adalah seluruh kehidupan kita.


Pada abad-abad awal saat Kekristenan baru lahir, orang yang percaya kepada Tuhan Yesus harus berani mempertaruhkan segenap hidupnya karena menghadapi aniaya dari pihak-pihak yang menentang Injil. Demikian pula di beberapa negara sampai hari ini, di mana Injil ditolak. Di sini harga mengikut Yesus tampak jelas.


Sayangnya, ketika orang Kristen memiliki kebebasan menjalankan ibadahnya, harga imannya menjadi tidak tampak. Karena itulah orang menganggapnya gratis. Memang anugerah keselamatan Tuhan adalah cuma-cuma, tetapi tidak murahan; sebab respons kita, yaitu cara menerima anugerah itu tidak cuma-cuma. Ada perjuangan yang menuntut segenap hidup ini dipertaruhkan. Ingat, anugerah menjadi murahan kalau keselamatan bisa diterima tanpa perjuangan.



Tuhan tidak sembarangan memilih orang; Ia memilih orang yang berani membayar harga untuk mengikut-Nya.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger