RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Kemenangan Yang Sejati

Renungan Harian Virtue Notes, 28 Maret 2011

Kemenangan Yang Sejati



Bacaan: Roma 8: 17-39


8:17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

8:19 Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.

8:20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,

8:21 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.

8:22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

8:23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

8:24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?

8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

8:29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

8:31. Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?

8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,

8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.



Kita lebih daripada pemenang (ay. 37). Ungkapan ini kerap disebut-sebut dalam khotbah dan menjadi muatan syair lagu yang digubah oleh komponis lagu-lagu rohani. Tetapi kita biasanya menerima kata “menang” itu tanpa mendalami artinya.


Kata “menang” artinya mengatasi lawan, mengungguli musuh, lulus, menaklukkan. Jadi pemenang artinya orang yang mengatasi lawan, mengungguli musuh, lulus dan menaklukkan lawannya. Kalau demikian, seseorang bisa dikatakan sebagai pemenang kalau sudah bergumul melawan musuh atau menghadapi ujian.


Mari kita perhatikan dengan teliti dan seksama teks ini. Dalam konteks apa Rasul Paulus berbicara mengenai kemenangan? Untuk memahami ini, kita harus memperhatikan tulisannya secara lengkap. Ia mengatakan bahwa kita adalah umat pememang karena kita adalah ahli waris Kerajaan Surga (ay. 17). Oleh kemenangan Yesus di kayu salib, Ia bisa menyediakan langit baru dan bumi baru, yaitu Kerajaan-Nya; tetapi kita harus menderita bersama dengan-Nya untuk mewarisi kemuliaan Kerajaan-Nya itu (ay. 17–18). Untuk menerima warisan itu butuh proses (ay. 28–30) dan itu bukan proses yang sederhana. Dalam proses itu, sangat mungkin orang percaya menghadapi keadaan keuangan yang sulit, penindasan, kesesakan atau penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, atau pedang. Tetapi hal itu seharusnya tidak membuat orang percaya menjadi murtad meninggalkan Tuhan atau lemah dalam pengiringannya kepada Majikan Agungnya (ay. 35-36).


Jadi keadaan-keadaan yang sulit bukanlah kekalahan. Justru ketika dihadapkan dengan keadaan-keadaan yang sulit itu, kita tetap setia kepada Tuhan, sehingga oleh kasih-Nya kita beroleh kemenangan yang gemilang atas Iblis dan dosa. Dengan demikian kita baru bisa disebut lebih daripada pemenang.


Perhatikan sejarah bangsa Israel. Tuhan tidak sulit untuk menaklukkan Mesir dengan kuasa-Nya, tetapi ternyata Ia menghadapi kesulitan untuk menaklukkan watak atau karakter bangsa itu. Itulah sebabnya Tuhan harus membawa bangsa itu berkelana selama 40 tahun di padang gurun. Ini sama dengan keadaan kita. Tuhan tidak sulit untuk memberkati kita dengan berkat jasmani dan berbagai keberhasilan dalam hidup, tetapi untuk menghancurkan hati kita yang menjadi pangkalan Iblis agar dapat diubah menjadi berkarakter yang menyukakan hati-Nya, kita harus melalui proses yang menyakitkan. Dalam proses yang menyakitkan tersebut kita yakin Kristus tetap mengasihi kita. Yang perlu dipertanyakan adalah, apakah kita tetap bersedia mengasihi Dia dengan segala pengorbanan kita?



Kita lebih daripada pemenang jika tetap setia mengasihi Tuhan dalam keadaan-keadaan yang sulit.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger