Renungan Harian Virtue Notes, 5 Maret 2011
Memberi Kesenangan Bagi Tuhan
Bacaan: Matius 12: 50
12:50 Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Dalam Kekristenan, kesucian tidak boleh diartikan secara dangkal. Kesucian bukan hanya melakukan hukum-hukum moral dan dipandang baik di mata manusia, sebagaimana konsep agama-agama pada umumnya. Bagi orang Kristen, kesucian adalah kehidupan yang sesuai dengan kehendak Bapa di Surga dalam segala hal.
Ini berarti orang percaya harus mengerti apa saja yang dikehendaki Bapa, serta dengan penuh sukacita, kerelaan dan keseriusan berusaha melakukannya. Kesucian hidup adalah kehidupan yang melakukan kemauan atau keinginan Bapa dalam segala hal, di segala tempat dan di sepanjang waktu hidup ini.
Kehidupan Tuhan Yesus adalah contoh kehidupan dalam kesucian yang dikehendaki oleh Bapa. Dalam kehidupan-Nya Ia melakukan seluruh kehendak Bapa dengan sempurna. Bukan melakukan sebagian kehendak Bapa, melainkan seluruh kehendak Bapa. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan, “Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” Kita harus memiliki kerinduan yang tulus dan kuat untuk menyenangkan hati-Nya, mempersembahkan hidup yang suci bagi pemuasan hati Tuhan semata-mata.
Biasanya orang beranggapan bahwa mencari kesenangan diri bukan sesuatu yang melanggar hukum. Menurutnya, yang penting orang tidak dirugikan atau dilukai. Sekalipun tidak merugikan dan menyakitkan orang lain, bahkan berbuat hal-hal yang dinilai sebagai kebajikan bagi sesamanya, sesungguhnya mereka melakukan semua itu untuk kesenangan dan kebanggannya sendiri.
Berarti kalau seseorang masih mau menyenangkan dirinya sendiri, ia tidak akan pernah hidup dalam kesucian. Untuk meninggalkan keinginan menyenangkan diri sendiri ini, seluruh filosofi hidup, cita-cita dan keinginan harus kita salibkan. Memang awalnya hal ini sangat sulit dilakukan, tetapi lambat laun akan menjadi sesuatu yang menyenangkan, membahagiakan dan memuaskan jiwa. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang bersukacita saat memuaskan hati Penciptanya.
Kepuasan yang kudus seperti ini harus dimiliki oleh setiap orang yang menerima penyelamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Manusia diselamatkan untuk dikembalikan menjadi makhluk yang diciptakan untuk memuaskan hati Penciptanya. Manusia diselamatkan bukan untuk menerima kesenangan bagi dirinya sendiri, melainkan untuk dapat memberi kesenangan bagi Tuhan.
Kita diselamatkan agar dikembalikan menjadi makhluk yang memuaskan hati Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar