Renungan Harian Virtue Notes, 21 Maret 2011
Takut Karena Hormat
Bacaan: Matius 10: 28; 1 Petrus 1: 17
Matius 10: 28
10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
1 Petrus 1: 17
1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
Orang yang sudah mencapai tingkat pengenalan Tuhan dengan baik akan mengerti apa artinya menghormati Tuhan, sebab dalam jiwanya ia akan merasakan suatu kegentaran. Kegentaran ini semakin kuat tatkala seseorang menyadari bahwa Tuhan Semesta Alam yang disembahnya adalah Tuhan yang benar-benar ada dan hidup.
Untuk menghayati keberadaan Tuhan ini dibutuhkan perburuan yang serius terhadap hal-hal rohani, termasuk pendalaman pengenalan akan Tuhan. Pengenalan di sini bukan hanya pengenalan secara literal dengan membaca buku atau mendengarkan khotbah, tetapi juga jam-jam meditasi yang memadai. Selain itu juga dibutuhkan kepekaan untuk mengenali setiap kejadian dalam kehidupan ini, sebab melalui apa yang dilihat, didengar apalagi yang dialami, Tuhan mengajarkan kepada kita kebenaran-kebenaran dan kehadiran-Nya.
Hal ini perlu kita perkarakan, sebab tidak mungkin seseorang yang tidak menghormati Bapa bisa masuk ke dalam Kerajaan Bapa. Dan tidak mungkin seseorang bisa menghormati Bapa jika dirinya tidak mengenal Bapa dengan benar. Mengetahui hal ini seharusnya akan menggetarkan jiwa kita.
Tuhan Yesus berkata, “Takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan…” (Mat. 10:28) Kata yang digunakan dalam ayat ini tidak sama dengan “gemetar” (φρίσσω, frisō) melainkan φοβέω (fobéō) yang juga dapat diartikan “memuja, menganggap suci dan menghormati”. Jadi kita takut kepada Allah karena menghormati-Nya. Kita harus takut kalau tidak merasa memiliki ketakutan yang benar terhadap Tuhan.
Bentuk kata benda dari fobéō yaitu φόβος (fóbos) digunakan oleh Petrus dalam 1Ptr. 1:17. Setelah menjadi anak Bapa, kita harus mengenal-Nya sehingga memiliki rasa hormat yang pantas, fobéō terhadap Bapa. Tanpa takut kepada Allah, cara hidup kita tidak ada bedanya dengan cara hidup sia-sia orang-orang yang tidak takut akan Allah: berusaha memanfaatkan Allah untuk pemenuhan kebutuhan jasmaninya semata-mata.
Petrus juga menyinggung penghakiman Allah kepada semua orang tanpa memandang muka. Orang-orang yang sekarang tidak takut akan Allah—dari jemaat awam hingga pendeta besar—tidak akan tahan berdiri di hadapan penghakiman-Nya. Tuhan kita menuntut setiap anak-anak-Nya menghormati Dia sepantasnya. Selagi ada kesempatan, marilah kita mengembangkan sikap menghormati Tuhan dengan sungguh-sungguh mencari-Nya.
Setelah menjadi anak Bapa, kita harus memiliki rasa hormat yang pantas terhadap-Nya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar