RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Berwatak Ilahi

Renungan Harian Virtue Notes, 6 Maret 2011

Berwatak Ilahi



Bacaan: 1 Korintus 2: 14-16


2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

2:15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.

2:16 Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.



Kesucian hidup dapat dicapai seseorang ketika ia memuaskan hati Tuhan. Dengan demikian seorang yang mau memuaskan hati Tuhan akan berusaha untuk mengerti selera Tuhan, yaitu apa yang Tuhan inginkan agar umat lakukan. Mengerti hukum-hukum dan peraturan-peraturan bukanlah jalan untuk mencapai kesucian yang Tuhan kehendaki. Melakukan hukum-hukum membuat seseorang menjadi bermoral dan menjadikan manusia beradab dan santun, tetapi belum membuatnya mampu mencapai kesucian Tuhan.


Dalam hal ini yang dibutuhkan bukanlah mengenal dan menghafalkan hukum-hukum, melainkan kecerdasan roh dari mengenal kebenaran Tuhan yang sejati yang tertulis dalam Alkitab, sehingga kita mengerti kehendak Tuhan: apa yang baik, yang dikenan-Nya dan yang sempurna (Rm. 12:2). Dalam prosesnya, kita akan menjadi tidak serupa dengan dunia ini. Tentu proses ini membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sepanjang umur hidup kita adalah pergumulan untuk mencapai kehidupan yang memuaskan hati Tuhan.


Bila proses penyempurnaan ini berlangsung dengan baik dalam kehidupan kita, maka kita akan terbiasa bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan (Flp. 2:5–7). Kebiasaan hidup melakukan apa yang Tuhan kehendaki akan membuat seseorang semakin berwatak Ilahi atau berwatak Tuhan, seperti dikatakan oleh Rasul Paulus, “Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” (1Kor. 2:16).


Dengan memiliki watak Ilahi, selera hidup kita akan menjadi selaras dengan Tuhan. Dengan demikian kesucian hidup kita akan tampak bukan pada cara hidup kita yang kasat mata secara lahiriah, seperti patuh atau tunduk kepada hukum atau peraturan; melainkan pada kelemahlembutan dan kasih tulus yang kita pancarkan. Bagaimana kesucian hidup seseorang akan terpancar dari seluruh sikap hidupnya, seluruh gerak tubuh dan perkataannya.


Seseorang tidak mudah menyembunyikan watak aslinya. Tanpa harus memperhatikan sikap hidupnya setiap hari dalam waktu yang panjang, dari beberapa gejala yang ditampilkan dalam pergaulan dan pernyataan-pernyataan mulutnya pun sudah tampak kualitas kesuciannya. Tetapi tentu untuk peka membaca keadaan orang dengan tepat ini adalah orang-orang yang rohani, atau yang memiliki kesucian lebih daripada orang lain. Orang rohani dapat menilai orang duniawi, tetapi orang duniawi tidak dapat menilai orang rohani (1Kor. 2:15).



Dengan memiliki watak Ilahi, selera hidup kita akan menjadi selaras dengan Tuhan.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger