RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Sedikit Yang Terpilih

Renungan Harian Virtue Notes, 10 Maret 2011

Sedikit Yang Terpilih



Bacaan: Matius 22: 1-14


22:1. Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:

22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

22:3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.

22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.

22:5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,

22:6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.

22:7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.

22:8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.

22:9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.

22:10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.

22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.

22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

22:14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."



Ada orang yang berpendapat bahwa manusia ditempatkan Tuhan pada posisi tidak dapat menolak anugerah Tuhan. Kalau seseorang sudah ditentukan Tuhan untuk selamat, ia tidak dapat menolaknya. Ini membangkitkan ucapan syukur bagi yang selamat. Tetapi di sisi lain, konsep ini pula berarti bahwa manusia juga ditempatkan Tuhan pada posisi tidak dapat menolak hukuman Tuhan. Kalau seseorang sudah ditentukan untuk binasa, ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan diri. Ini bisa membangkitkan kemarahan yang mempersalahkan Tuhan: mengapa Tuhan menciptakan manusia untuk dibinasakan dan disiksa dalam siksaan abadi?


Konsep ini tidak benar, sebab menggiring pemikiran takdir mati atas semua ciptaan-Nya. Takdir mati artinya segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan telah ditentukan mutlak oleh Tuhan. Manusia hanya menerima apa yang disediakan sebelumnya, dan menerimanya tanpa bisa mengelak. Menerima konsep ini berarti menggambarkan Tuhan sebagai pembuat skenario dari segala sesuatu, termasuk bencana, kejahatan dan neraka abadi bagi yang ditentukan untuk binasa.


Jika Tuhan terlibat dalam semua kejadian dan mengerjakan semua, serta nasib seluruh manusia sudah ditakdirkan-Nya, berarti manusia tidak perlu bertanggung jawab atas hidupnya, karena itu sudah disuratkan oleh Allah, bukan disebabkan olehnya. Tidak adil kalau manusia harus bertanggung jawab atas apa yang tidak disebabkannya.


Bagaimanakah yang benar? Untuk memecahkan hal ini, mari kita perhatikan perumpamaan perjamuan kawin yang dipaparkan oleh Tuhan Yesus. Orang-orang diundang (dipanggil) menghadiri perjamuan kawin, tetapi jelas bahwa respons mereka memiliki peran yang sangat penting untuk menjadi “yang dipilih”.


Yesus berkata, “Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” Artinya, banyak yang mendengar Injil, tetapi tidak semua meresponinya dengan benar. Tanpa respons, Injil hanya menjadi berita kosong yang tidak berarti. Ini berarti menjadi manusia pilihan tidak hanya tergantung pada kedaulatan Allah semata-mata.


Respons yang benar terhadap panggilan Tuhan adalah menerima Injil—perkataan Tuhan. Seseorang tidak bisa; jika menerima Tuhan Yesus, tetapi tidak menerima perkataan-Nya. Justru penerimaan kepada Tuhan Yesus dibuktikan dengan menerima perkataan-Nya. Menerima perkataan-Nya berarti mau mempelajari Firman-Nya dan terus-menerus berusaha melakukannya. Inilah yang membuat seseorang menjadi manusia unggul, yaitu termasuk kumpulan “sedikit yang dipilih”.



Respons yang benar terhadap panggilan Tuhan adalah mempelajari Firman-Nya dan melakukannya.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger