Bacaan : Yohanes 1 : 12-13
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Selama ini begitu mudahnya kita mengatakan bahwa kita adalah anak-anak ALLAH. Apa dasarnya kita menyatakan diri sebagai anak-anak ALLAH? Biasanya jawabannya adalah karena kita telah percaya dan menerima TUHAN Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat. Memang Alkitab mengatakan semua orang yang menerima-NYA diberinya hak atau kuasa supaya menjadi anak-anak ALLAH (ayat 12), tetapi masalahnya adalah apa yang dimaksud 'menerima' di sini.
Kalau sepasang calon suami istri berkata di depan pendeta bahwa mereka bersedia saling menerima sebagai suami istri, apakah mereka sudah mengerti arti 'menerima' di sini? Sebenarnya belum tentu mereka sudah menerima pasangannya secara benar. Bagi sepasang suami istri, perlu waktu yang panjang untuk dapat sungguh-sungguh bisa menerima satu sama lain. Kegagalan menerima pasangannya sebagai teman hidup bisa mengakibatkan perceraian. Penerimaan di sini juga menyangkut penerimaan seluruh keberadaan pasangannya. Demikian pula kalau kita mau menerima TUHAN Yesus, maka kita harus mengenal seluruh keberadaan-NYA dan dengan sukacita serta penuh kerelaan menerima-NYA dengan seutuhnya, bukan sebagian saja.
Terhadap sesamanya seseorang bisa menipu, tetapi di hadapan TUHAN tentu tidak bisa. Yohanes 2 : 23-25 mengatakan bahwa TUHAN Yesus mengetahui isi hati orang-orang yang mengaku percaya kepada-NYA. Perhatikan, orang-orang ini percaya karena melihat mukjizat. Percaya karena mukjizat tidak menghasilkan penerimaan yang benar terhadap TUHAN. Kita harus lebih percaya kekuatan kehendak-NYA, bukan hanya kekuatan kuasa-NYA. Percaya hanya karena mengalami kuasa-NYA adalah tidak sempurna di mata TUHAN. Tetapi kalau seseorang menekankan kekuatan kehendak-NYA, berusaha mengerti dan melakukan kehendak-NYA, barulah ia membangun kondisi kehidupan atau sikap hati yang benar. IA akan memiliki kepercayaan yang benar kepada TUHAN Yesus, dan ia akan menerima TUHAN Yesus dengan benar. Menerima seluruh keberadaan-NYA, menerima seluruh kehendak-NYA, bukan hanya kuasa-NYA.
0 komentar:
Posting Komentar