RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Pelita Kehidupan

Jum'at, 16 April 2010


Bacaan : Lukas 11 : 33-36


Mata adalah organ tubuh yang menerima cahaya untuk melihat. Jika mata manusia baik, tubuhnya menerima terang yang datang, sehingga terang itu membanjiri tubuhnya. Tetapi jika matanya buta, maka ia tidak dapat melihat. Yang ada bukanlah terang melainkan kegelapan. Terang tidak ada gunanya untuk orang buta, sebab baginya semuanya tetap gelap.


TUHAN Yesus menggunakan analogi mata manusia untuk mengajarkan mengenai mata hati, atau hati nurani yang memberi seseorang kemampuan untuk dapat memahami kehendak ALLAH. Kalau mata hati seseorang sudah tidak mampu mengerti kehendak TUHAN, maka rusaklah seluruh kehidupan seseorang. Apa yang dapat dilakukan seseorang yang tidak mampu lagi mengerti kehendak TUHAN? Betapa tidak berharganya manusia seperti itu.


Mata hati manusia terdapat dalam roh dari ALLAH yang diberikan-NYA kepada manusia. Dalam hal ini, roh dari ALLAH Semesta Alam memiliki kesanggupan untuk mengerti pikiran dan perasaan TUHAN. Itulah sebabnya dalam Amsal dikatakan bahwa roh manusia adalah pelita TUHAN (Amsal 20 : 27). Kata "roh" dalam teks aslinya adalah "nismath", kata yang sama dengan yang digunakan untuk "nafas hidup" dalam Kejadian 2 : 7. Akar katanya ialah "neshamah" yang juga dapat diartikan nafas yang vital, atau inspirasi Ilahi. Kata "pelita" aslinya ditulis "ner" yang dapat diterjemahkan "pelita" atau "terang". Dari hal ini kita mengerti apa yang dimaksud Paulus ketika ia berbicara mengenai terang TUHAN yang bercahaya dalam hidup kita (2 Korintus 4 : 6).


Kalau selama ini hati nurani manusia tidak dapat berbuah apa-apa atau tidak bersuara keras, ini disebabkan karena jiwa manusia yang menjadi media rohnya beraksi telah dipenuhi dengan berbagai filosofi dunia yang bertentangan dengan kehendak ALLAH atau karena terlalu seringnya melakukan dosa tanpa mau bertobat dengan sungguh-sungguh. Sehingga mata hatinya menjadi tidak berdaya, atau mati. Anak-anak ALLAH yang mengalami kelahiran baru, rohnya dibangkitkan, dikuatkan dan diberi kesanggupan untuk berinteraksi dengan ALLAH melalui Roh Kudus. Roh Kudus inilah yang berfungsi sebagai penghibur atau pendamping (parakletos). Dengan kelahiran baru ini jiwa manusia memperoleh pengharapan baru, sebab ia menjadi dipengaruhi atau dikendalikan oleh hati nurani dari roh yang memiliki kesanggupan mengerti dan menyuarakan suara TUHAN dengan sempurna karena dibimbing Roh Kudus. Melalui persekutuan yang erat dan melekat dengan BAPA dalam setiap detik nafas kehidupan kita, maka kita akan tinggal di dalam BAPA dan Firman-NYA tinggal di dalam kita, sehingga kita akan mengalami pembaharuan pikiran terus menerus secara intensif, menjadi sepikiran dan seperasaan dengan ALLAH, dan bersamaan dengan itu mata hati kita semakin baik.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger