RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Full Timer Bagi TUHAN

Jum'at, 9 April 2010

Bacaan : 1 Korintus 12 : 12; Lukas 21 : 1-4

Ada beberapa alasan mengapa orang tidak berani berkata bahwa dirinya adalah hamba TUHAN, yang statusnya full timer bagi TUHAN. Pertama, "konsep yang salah mengenai pelayanan". Pelayanan selalu dikaitkan dengan kegiatan di lingkungan Gereja. Padahal tanpa dukungan kaum diluar Gereja, Gereja akan lumpuh tidak dapat berbuat apa-apa. Harus diingat bahwa banyak anggota tetapi satu tubuh (1 Korintus 12 : 12). Masing-masing anggota memiliki panggilan khusus. Profesi yang disandang seseorang juga adalah jabatan rohani untuk mendukung rencana penyelamatan dunia. Pemisahan pekerjaan rohani dan pekerjaan duniawi yang diukur dengan pekerjaan di lingkungan Gereja dan di luar lingkungan Gereja adalah pembodohan yang membuat anak-anak TUHAN tidak sungguh-sungguh mengembangkan diri di bidang yang digelutinya sebagai pelayanan. Kemudian terjadi kultus individu terhadap seorang pemimpin. Padahal semua anak TUHAN adalah imamat-imamat bagi TUHAN (1 Petrus 2 : 9).

Kedua, "ketidakbersediaan orang mempersembahkan segenap hidupnya bagi TUHAN". Ini terjadi sebab ia berkeberatan menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah. Pribadinya masih egois. Ia hanya melihat kepentingan dirinya, keluarga, dan orang-orang yang dianggap sebagai 'sesamanya'. Orang-orang seperti ini akan merasa tidak nyaman kalau masuk dalam pelayanan. Ia merasa perjuangannya mencapai semua keberhasilan itu hanya pantas untuk dirinya sendiri. Kalaupun ia membagi miliknya bagi orang lain, ia pasti memberi dalam kelebihan atau kemewahannya, bukan seperti janda dalam Lukas 21 : 1-4, yang memberi segenap hidupnya dalam kekurangannya.

Ketiga, "keengganan orang meninggalkan kesenangan dunia -termasuk praktik dosa- dalam kehidupannya setiap hari". Menunggu tercapainya hidup suci, atau tidak berdosa lagi, baru setelah itu mau melayani TUHAN hampir pasti tidak pernah terjadi. Mestinya, saat ini juga kita bertobat dan mengambil keputusan untuk sepenuh hati melayani DIA. Kalau tidak, maka kesempatan ini akan hilang sama sekali. Biasanya orang yang menolak mempersembahkan hidupnya bagi TUHAN bukan menolak mengabdikan hidupnya bagi TUHAN sama sekali, tetapi hanya menundanya, berhubung ia merasa bahwa hidupnya belum bersih, banyak dosa dan kelemahan. Ia merasa tidak layak mengambil bagian dalam pelayanan, kemudian menunda apa yang seharusnya tidak ditunda.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger