RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Tanpa Kematian Tidak Ada Kebangkitan

Minggu, 4 April 2010

Bacaan : Roma 6 : 5-14


Aslan, sang Singa dalam buku The Chronicles of Narnia : The Lion, the Witch and the Wardrobe karya C.S. Lewis mengorbankan dirinya untuk dibunuh di Panggung Batu (Stone Table) sebagai ganti Edmund, seorang anak yang berkhianat. Namun di pagi hari, Aslan yang merupakan gambaran Kristus dalam seri Narnia telah hidup kembali. Aslan menjelaskan kebangkitannya sebagai berikut, “Ketika korban sukarela yang tidak melakukan pelanggaran apapun dibunuh sebagai ganti pengkhianat, Table akan terbelah dan Kematian akan mulai bekerja secara terbalik.”


Kristus juga mati dibunuh sebagai ganti pengkhianat, dan bukan hanya satu melainkan sangat banyak pengkhianat, yaitu seluruh manusia di bumi ini. Setelah bangkit, dengan nafasnya Aslan dapat membangkitkan makhluk-makhluk yang dijadikan batu oleh Penyihir (gambaran Iblis). Allah berjanji bahwa kebangkitan Kristus juga membangkitkan yang percaya kepadaNya, untuk hidup selamanya.


Namun untuk dibangkitkan bersama dengan Kristus, terlebh dahulu kita harus mati bersama dengan Kristus. Manusia lama kita telah turut disalibkan (ay. 6), supaya manusia baru kita bisa dibangkitkan. Oleh karena itu kita harus meninggalkan dosa dan keinginannya. (ay. 12,13). Tanpa meninggalkan dosa, dapatkah kita mengatakan manusia lama kita telah mati, dapatkah kita mengatakan kita ikut dibangkitkan?


Tanpa mati bersama dengan Kristus, tidak ada kebangkitan. Karena itu marilah kita mulai sekarang juga memastikan bahwa manusia lama kita telah mati. Kita harus berani menanggalkan segala kesenangan daging dan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Kita harus berani menjadi orang-orang yang kehilangan hak untuk dipuji, hak untuk disanjung, hak untuk dihargai.


Untuk menjaga agar kita tidak menyerah kepada sifat manusiawi lama kita, marilah kita mulai mengenali kelemahan-kelemahan kita dan apa hal-hal yang biasanya membuat kita jatuh. Kembangkan penguasaan diri, dan jauhilah hal-hal itu. Sebagai gantinya, gunakan waktu kita untuk hal-hal yang memuliakan Allah. Contohnya, mempelajari Firman Tuhan, membaca buku-buku yang bermutu, dan mendengarkan khotbah-khotbah yang menyampaikan Injil yang murni. Bersekutulah dengan saudara-saudara seiman. Pikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk melayani Tuhan dimanapun kita berada. Relakanlah diri kita untuk dipimpin Tuhan, dan percayalah bahwa dengan pimpinanNya kita niscaya sanggup untuk memastikan bahwa manusia lama kita tidak akan bangkit kembali.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger