RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Kain Kotor

Rabu, 7 April 2010

Bacaan : Yesaya 64 : 5-7

Manusia dapat memiliki semua keberhasilan umum -sukses karier, bisnis, studi, rumah tangga, dan sebagainya- tetapi kalau tidak menjadi umat yang layak bagi TUHAN, sia-sialah kehidupan ini. Betapa tragisnya kehidupan ini ketika semua yang kita anggap keberhasilan ternyata "kain kotor (ayat 6). Memang usaha untuk meraih keberhasilan umum bukan sesuatu yang salah. Berjuang meraihnya merupakan kesalehan atau tindakan yang mulia. Tetapi ironisnya segala sesuatu yang telah diperjuangkan tersebut suatu hari akan terbuang sebagai sampah. Sekarang memang belum kotor, tetapi satu kali akan menjadi barang busuk. Suatu hari nanti ketika TUHAN mengakhiri sejarah dunia ini, segala kesalehan kita akan menjadi seperti kain kotor. Kata "kesalehan" di sini dalam teks aslinya ditulis 'tsedaqah' yang memang berarti kebajikan, kesalehan atau perbuatan baik, tetapi kata ini juga secara figuratif (kiasan) berarti juga "kemakmuran".

Kata "kotor" dalam "kain kotor" (filthy rags) aslinya ditulis 'ed'. Kata ini sebenarnya menunjuk kepada aliran darah menstruasi. Darah dalam rahim seorang wanita dewasa sangat tinggi nilainya dan berdaya guna. Mulanya tubuh wanita menyiapkan sel telur yang dapat menghasilkan seorang anak manusia yang sempurna. Tetapi bila tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan dibuang bersama darah kotor saat haid. Perbuatan dalam kehidupan kita, bila tidak dibuahi TUHAN, akan menjadi darah kotor. Maksud "dibuahi TUHAN" di sini adalah mempersembahkan semua keberhasilan dan prestasi untuk kepentingan pekerjaan TUHAN, sehingga TUHAN berkenan memakainya sesuai dengan kehendak-NYA. Tidak semua keberhasilan yang telah diraih dipakai oleh TUHAN. Ini tergantung sikap hati seseorang dalam mempersembahkan hidup bagi TUHAN. Sikap yang benar adalah dengan kerelaan dan hati yang mengasihi TUHAN. Sikap yang benar dapat terwujud dalam kehidupan kita kalau kita bertumbuh dewasa sehingga tidak sama dengan dunia ini.

Semua perbuatan kita sia-sia, walaupun menghasilkan gelar, pangkat, kekayaan, kehormatan, keluarga, dan lain sebagainya. Perbuatan dalam kehidupan ini menjadi berharga kalau dibuahi TUHAN sehingga menjadi kemuliaan bagi-NYA. Ini bisa terjadi kalau seseorang menjadi umat yang layak bagi-NYA. Kalau seseorang masih sama dengan dunia ini, TUHAN tidak akan memakai hidupnya secara ideal atau sebagaimana mestinya. Ingat, siapapun bisa dipakai TUHAN. Contohnya, Nebukadnezar raja kafir pun bisa dipakai TUHAN.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger