Kamis, 8 April 2010
Bacaan : Lukas 20 : 21-26
TUHAN Yesus memberikan beberapa pernyataan yang tidak dapat kita hindari : Bahwa hidup kita harus dipersembahkan sepenuhnya bagi TUHAN. Pernyataan yang jelas dan tegas mengenai hal ini terdapat dalam Matius 22 : 37, yaitu bahwa kita harus mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi. Perintah ini sudah jelas menunjukkan bahwa segenap hidup kita harus dipersembahkan bagi TUHAN. Ditambah lagi dengan pernyataan TUHAN bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan (Matius 6 : 24), maka lengkaplah perintah ini, bahwa orang percaya harus sepenuhnya hidup dalam pengabdian kepada TUHAN.
Dewasa ini, kita mendengan istilah "pelayan TUHAN sepenuh waktu" (full timer), yang dikenakan bagi orang yang meninggalkan pekerjaan umum atau pekerjaan sekuler, kemudian mengkhususkan dirinya bekerja di Gereja. Kalau pekerjaan itu menyangkut pelayanan mimbar, konseling, pelayanan liturgi, atau kesekretariatan, maka sebutan yang otomatis disandangnya adalah "hamba TUHAN". Bagaimana dengan yang tidak bekerja di Gereja? Apakah bukan "full timer nya TUHAN"? Padahal TUHAN Yesus berkata : "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada ALLAH apa yang wajib kamu berikan kepada ALLAH!" (Lukas 20 : 25). Tidak membayar pajak berarti memberontak kepada Kaisar; demikian pula orang yang tidak menyerahkan diri bagi TUHAN juga adalah seorang pemberontak di hadapan-NYA. Maka setiap orang percaya harus menyerahkan diri dan hidupnya untuk melayani TUHAN, harus menjadi full timer nya TUHAN.
Sebagai full timer nya TUHAN, kita juga diangkat sebagai anak-anak-NYA. Tetapi ini bukan berarti kita dapat memanfaatkan atau menggunakan TUHAN. Justru kita harus memberikan kepada ALLAH apa yang wajib kita berikan kepada ALLAH, bukan menuntut berkat jasmani kita dari-NYA. Menuntut atau mengklaim berkat-berkat sangat merusak panggilan untuk melayani TUHAN, sebab pengajaran seperti ini menghanyutkan banyak orang Kristen dalam kebodohan dan sikap tidak bertanggung jawab. Dalam berurusan dengan TUHAN, seolah-olah mereka merasa berhak meminta apapun yang menurut mereka merupakan kebutuhan.
Kalau kita dinyatakan sebagai anak-anak ALLAH, yang penting bukan pemenuhan berkat jasmani, melainkan memberikan apa yang menjadi kewajiban kita : Hidup berkelakuan seperti Bapa (1 Petrus 1 : 17-18) dan menderita bersama-sama dengan DIA (Roma 8 : 17). Mengajarkan Injil sebagai jalan mudah untuk menerima pemenuhan berkat jasmani adalah sesat.
0 komentar:
Posting Komentar