Bacaan : Efesus 2 : 8-10
2:8 Sebab karena kasih karunia
Perjuangan orang percaya menuju kesempurnaan seperti BAPA adalah perjuangan yang tidak akan berhenti sampai seseorang menutup mata. Kalau TUHAN Yesus mengatakan harus sempurna, siapakah kita ini, sehingga kita bisa menawar untuk mengurangi standar tersebut? Kelemahan dan kekurangan manusia tidak mungkin dijadikan alasan untuk membenarkan seseorang untuk hidup kurang sempurna.
Perjuangan ini juga bukan hanya bagi rohaniwan Kristen, melainkan untuk setiap orang percaya. Kalau TUHAN membandingkan dengan ahli Taurat dan orang Farisi, berarti standar moral seorang Kristen harus lebih dari tokoh-tokoh agama lain mana pun. Oleh sebab itu setiap orang Kristen harus berusaha mencapainya dengan segala kemampuan yang dianugerahkan TUHAN.
Semua itu merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi dan tidak bisa dihindari bagi orang yang mau menjadikan Yesus sebagai TUHAN dan mengakui otoritas-NYA. Tetapi syarat ini bukan sebuah jasa atau penentu keselamatan. Penentu keselamatan adalah iman percaya kepada Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juru Selamat yang melakukan karya penebusan diri dan penghapusan dosa kita melalui pengorbanan di kayu salib, yang merupakan jalan keselamatan yang diberikan ALLAH dengan cuma-cuma, bukan hasil perbuatan baik. Dalam hal ini kita harus dapat membedakan antara menerima keselamatan sebagai anugerah dan merespons anugerah itu melalui pengakuan atas otoritas-NYA.
Maka kalau kita berpikir bahwa usaha untuk mencapai kesempurnaan bertentangan dengan, atau dapat merusak doktrin teologia 'sola gratia' (keselamatan hanya oleh anugerah, ayat 8), itu suatu pandangan yang sangat keliru. Berusaha untuk menjadi sempurna bukan upaya manusia untuk meraih keselamatan, melainkan respons terhadap anugerah yang disediakan oleh TUHAN. Harus diingat, bahwa IA menghendaki agar orang percaya hidup dalam kebaikan yang disediakan BAPA (ayat 10). Tentu yang dimaksud di sini adalah kebaikan standar TUHAN Yesus Kristus.
Kesempurnaan yang dikehendaki oleh TUHAN adalah mengenakan pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus (Filipi 2 : 5-7). Orang-orang yang sungguh-sungguh telah menerima keselamatan pasti mengerjakan keselamatannya dengan berusaha untuk sempurna (Filipi 2 : 12). TUHAN Yesus dijadikan model manusia sempurna seperti BAPA, yang tampil bukan hanya untuk dikagumi, tetapi juga diteladani. Dalam perjalanan pertumbuhan rohani seseorang yang sungguh-sungguh mengusahakan kesempurnaan, akhirnya ia menampilkan kehidupan Yesus.
0 komentar:
Posting Komentar