RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Lonely

Kamis, 29 April 2010

Bacaan : Matius 13 : 24-30

13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. 13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. 13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. 13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? 13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? 13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. 13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."


Proses menuju kesempurnaan melalui pembaruan pikiran terus menerus akan membuat pola hidup seorang anak TUHAN semakin berbeda dengan pola hidup anak-anak dunia. Kenyataan ini tidak mungkin dapat dihindari. Kalau seorang Kristen hidupnya tidak berubah seperti yang dipolakan oleh TUHAN, maka ia bukanlah orang Kristen sejati, tetapi orang Kristen palsu. Demikianlah dikatakan bahwa gandum bercampur dengan lalang tumbuh bersama. Gandum adalah Kristen sejati (anak-anak TUHAN), dan lalang adalah Kristen palsu (anak-anak iblis). Sekarang ini dibiarkan, tetapi nanti TUHAN akan mengadakan pemisahan di akhir zaman.

Pola hidup yang diinginkan TUHAN bagi kelompok gandum adalah pola hidup yang sesuai dengan Injil Kerajaan Surga, atau yang dikatakan Paulus sebagai hidup yang berpadanan dengan Injil (Filipi 1 : 27). Pola hidup yang berpadanan dengan Injil adalah pola hidup yang seperti pola hidup TUHAN Yesus, yaitu hanya melakukan kehendak BAPA dalam hidupnya, berprilaku mulia dan terus memperjuangkan Kerajaan ALLAH. Perluasan Kerajaan ALLAH artinya bagaimana Injil bisa didengar sebanyak mungkin orang dan mendewasakan mereka.

Adalah wajar jika perubahan pola hidup tersebut membuat seseorang semakin sulit menemukan teman yang bisa sehati. Dengan demikian ia akan merasa sendirian (lonely), sebab pola hidup manusia di sekitarnya semakin berbeda dari yang seharusnya, pola hidup yang berpadanan dengan Injil. Gandum memang kesepian di tengah lalang. Kesepian seperti ini justru membuat kehidupan rohaninya semakin sehat, sebab ia dibawa kepada suatu kesadaran bahwa ada rongga kosong dalam dirinya yang tidak dapat diisi oleh siapapun dan apapun kecuali oleh TUHAN sendiri. Kalau ia merasa dunia sekitarnya semakin berbeda, sebenarnya yang berubah bukanlah orang lain atau dunia sekitarnya, tetapi dirinya sendiri.

Inilah yang membuat seorang anak TUHAN yang bertumbuh secara benar di dalam TUHAN tidak bisa akrab lagi dengan teman-teman lamanya yang tidak mengenal kebenaran. Bahkan kadang-kadang dengan saudara dan keluarga dekat sendiri pun ia merasa asing. Jadi kalau seseorang masih bisa akrab dengan orang yang tidak takut TUHAN, sangat besar kemungkinannya bahwa ia belum bertumbuh secara benar di hadapan TUHAN. Kesepian seperti ini adalah kesepian kudus yang mendorong seseorang makin mencari TUHAN dan bersekutu dengan saudara seiman yang satu roh. Baginya ke Gereja bukan lagi kewajiban tetapi kebutuhan, sebab di sana ia menemukan orang-orang yang bisa diajak sehati.



Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger