Jum'at, 23 April 2010
Bacaan : Matius 5 : 17-20; Matius 19 : 16-26
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Orang muda yang kaya
19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 19:17 Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." 19:18 Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, 19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. 19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 19:25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
TUHAN menetapkan suatu syarat yang berat untuk mereka yang mau masuk Kerajaan Surga, yaitu harus memiliki hidup keberagamaan yang lebih dari para ahli Taurat dan orang Farisi. Ini pernyataan yang mengejutkan. Bagaimana tidak, sebab ahli Taurat dan orang Farisi adalah tokoh-tokoh agama, yang pada waktu itu dianggap memiliki kesalehan yang lebih dibandingkan masyarakat umum. "Hidup keberagamaan" dalam teks tersebut adalah "dikaiosune" yang artinya kebenaran yang bertalian dengan tingkah laku, baik yang tampak di luar maupun yang tidak kelihatan, yaitu sikap hati dan pola berpikirnya. Dengan pernyataan TUHAN Yesus ini, orang percaya dituntut untuk memiliki target, yaitu hidup secara luar biasa dalam kelakuan.
Ketika seseorang menjadi orang yang mengaku Yesus Kristus sebagai TUHAN, maka ia harus mengakui otoritas-NYA. Jadi jika TUHAN Yesus menuntut agar kita menjadi seorang yang luar biasa dalam kelakuannya, itu hak-NYA, itu otoritas-NYA. TUHAN memberi tuntutan yang sangat berat itu sebab sudah semestinya orang-orang yang mau menjadi pengikut-NYA mau memperoleh hidup kekal, artinya hidup yang berkualitas tinggi.
Contoh lainnya, dalam Matius 19 : 16-26 dikisahkan mengenai seorang yang merindukan suatu kehidupan yang berkualitas, atau hidup kekal. TUHAN menetapkan sebuah syarat untuk memperoleh hidup yang kekal tersebut, yaitu menjual segala miliknya, membagikannya kepada orang miskin, dan mengikut TUHAN Yesus. Orang ini tidak bisa memenuhinya, dengan sedih ia meninggalkan TUHAN Yesus. Yesus tidak mencegah kepergiannya. IA tidak mau menahan orang yang memang tidak berniat untuk memperoleh keselamatan dalam-NYA. Dalam hal ini kita temukan, bahwa TUHAN sama sekali tidak menoleransi orang yang tidak sungguh-sungguh mau memenuhi tuntutan-NYA. IA tidak mengurangi tuntutan-NYA.
TUHAN kita memang penuh kasih, tetapi IA adalah TUHAN yang memiliki otoritas dan ketegasan yang tidak bisa diatur oleh manusia. Kalau IA berkata : "Kamu harus sempurna" (Matius 5 : 48), tidak bisa kita menawar kehendak TUHAN tersebut dengan hidup tidak sempurna. Walau mungkin sampai mati kita masih belum sempurna, tetapi sampai kita menghembuskan nafas terakhir, kita harus mengusahakan kesempurnaan dengan sungguh-sungguh. Usaha untuk sempurna inilah bukti bahwa seseorang mengakui otoritas-NYA. Orang-orang yang mau mengakui otoritas TUHAN seperti inilah yang baru layak disebut umat-NYA.
0 komentar:
Posting Komentar