RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

0

Berjalan Seirama Dengan Roh

Renungan Harian Virtue Notes, 13 Agustus 2010
Berjalan Seirama Dengan Roh


Bacaan : Galatia 5 : 16–26

5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.


Seseorang yang mengendarai motor atau mobil perlu menguasai seluruh elemen yang menggerakkan kendaraan itu, seperti gas, rem, kopling, lampu, klakson, indikator di dasbor dan bahkan banyak panel lainnya. Sebab hanya orang yang mampu mengendalikan semua elemen itulah yang sanggup menjalankan kendaraannya dengan sempurna. Demikianlah ALLAH menghendaki kita mengendalikan kehendak dalam diri kita, agar kita hidup sesuai dengan kehendak-NYA.

Orang yang hidup oleh Roh harus menuruti kehendak Roh. Penurutannya bukan atas dasar kedaulatan absolut ALLAH yang mencengkeram diri seseorang dan menghilangkan kebebasannya, tetapi merupakan kesadaran untuk melakukan penurutan sedemikian rupa karena membiasakan diri menuruti kehendak-NYA, dipimpin oleh Roh, berjalan bersama Roh (ay. 25).

Sebetulnya dalam ay. 25, “dipimpin oleh Roh” dalam bahasa aslinya adalah πνεύματι καὶ στοιχῶμεν (pnévmati kaí stīkhómen). Kata stīkhómen berasal dari akar kata στοιχέω (stīkhéō), yang artinya berjalan berbaris dengan rapi, seperti tentara yang berbaris mengikuti komando. Itulah sebabnya dalam terjemahan King James Version kata-kata ini ditulis “walk in the Spirit” (berjalan dalam Roh), dan dalam New International Version diterjemahkan dengan lebih tepat lagi sebagai “keep in step with the Spirit” (berjalan seirama dengan Roh).

Berjalan seirama dengan Roh adalah suatu proses sinkronisasi atau penyesuaian. Artinya, seperti tentara yang berbaris rapi mengikuti komando, kita belajar untuk berjalan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Roh. Belajar mengendalikan kehendak kita sendiri, sehingga sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh TUHAN. Ini membutuhkan keaktifan kita untuk menyangkal diri terus-menerus.

Pembiasaan diri berjalan menurut kehendak ALLAH melalui penyangkalan diri terus-menerus akan membuahkan buah Roh (ay. 22). Paulus mengajarkan bahwa orang percaya memiliki dua pilihan, menghasilkan buah Roh—yaitu kepribadian yang serupa dengan Kristus—atau buah daging (keinginan-keinginan daging). Berarti tidak mustahil bagi orang percaya untuk menghasilkan buah daging. Ini tergantung keputusan dan pilihan hidupnya setiap hari.

Semakin kita memberi diri dipimpin oleh Roh TUHAN, semakin pekalah kita terhadap kehendak TUHAN. Dengan cara hidup demikian ini kita akan sungguh-sungguh dapat memuaskan hati TUHAN. Oleh sebab itu, hendaknya kita terus berjuang untuk menjadi orang yang selalu berjalan seirama dengan Roh.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Dipimpin Roh

Renungan Harian Virtue Notes, 12 Agustus 2010
Dipimpin Roh


Bacaan : Roma 8 : 14


8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.


Alkitab tegas mengatakan bahwa hanya orang-orang yang dipimpin oleh Roh ALLAH yang adalah anak-anak ALLAH. Jadi, supaya kita pantas disebut sebagai anak-anak ALLAH, maka kita harus hidup dalam pimpinan Roh. Pernyataan Alkitab ini sungguh sangat jelas, bahwa siapa pun kita yang mengaku Kristen, apa pun posisi yang kita emban di gereja, kalau kita tidak hidup di bawah pimpinan Roh ALLAH, kita bukan anak ALLAH.

Apa yang dimaksud dengan “hidup dipimpin Roh” itu? Kata-kata “dipimpin Roh ALLAH” dalam bahasa aslinya πνεύματι θεοῦ ἄγονται (pnévmati Theú ágondai) memberi isyarat seolah-olah TUHAN akan aktif memimpin kita, sehingga otomatis membuat kita mampu menuruti kehedak-NYA. Seakan-akan Roh-NYA sendiri yang aktif memimpin kita dan otomatis kita dapat mengikuti. Tetapi sebetulnya “dipimpin” (ágondai) juga bermakna “dibimbing” atau “dipengaruhi”. Kalau kita dibimbing oleh Roh ALLAH, itu berarti keaktifan kita juga penting. Harus ada proses penyesuaian terhadap kehendak Roh, bukan TUHAN yang harus menyesuaikan diri dengan kita, tetapi kita yang harus menyesuaikan diri dengan TUHAN.

Maka orang yang memberi diri dipimpin oleh Roh ALLAH harus rela tunduk kepada Roh, harus rela berserah kepada Roh. Dengan kata lain, jika kita mau dipimpin oleh Roh ALLAH, kita harus mau menyangkal diri (Mat. 16:24). Penyangkalan diri ini menuntut keseriusan kita sebagai orang percaya untuk senantiasa bergumul melawan diri kita sendiri, dan membutuhkan pengorbanan waktu guna mencapai tahap-tahap penurutan terhadap kehendak Roh yang semakin tinggi.

Dengan penjelasan ini tampak bahwa “dipimpin Roh ALLAH” hendaknya tidak dipahami bahwa orang percaya menjadi seperti robot yang diatur TUHAN dengan sebuah remote control. Pemahaman yang menghilangkan atau melemahkan prinsip kebebasan dan tanggung jawab manusia seperti itu tidak sesuai dengan Alkitab. Harus selalu dicamkan bahwa TUHAN tidak akan merenggut atau mengambil alih kesadaran dan kebebasan seseorang dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Roh memang memimpin, tetapi apakah manusia mau tunduk dan mengikuti pimpinan itu, tergantung kepada manusia itu sendiri.

Roh Kudus menuntun orang percaya dengan lembut dan mereka harus belajar dan terus berlatih unuk mengerti kehendak-NYA guna dilakukan. Latihan demi latihan akan menyanggupkan kita hidup sesuai dengan kehendak TUHAN tanpa perlu diatur oleh suatu peraturan atau hukum.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Gagasan Terbaik

Renungan Harian Virtue Notes, 11 Agustus 2010
Gagasan Terbaik


Bacaan : Yakobus 4 : 1–5

4:1. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"


Ada sebuah pertanyaan yang perlu kita renungkan: Mengapa TUHAN tidak menciptakan manusia lain, atau manusia baru yang bukan keturunan
Adam dan Hawa, untuk mendiami langit dan bumi baru nanti?

Jawaban yang pertama, TUHAN sudah melepaskan ide atau gagasan-NYA yang terbaik dalam menciptakan manusia. Itu berarti tidak ada ciptaan yang lebih baik dari itu. Firman TUHAN menunjukkan bahwa ALLAH melihat segala yang dijadikannya itu sungguh amat baik (Kej. 1:31). Tidak ada gagasan yang lebih baik daripada yang TUHAN telah nyatakan, yaitu menciptakan manusia bersamaan dengan penciptaan alam semesta. Oleh karena manusia adalah ciptaan TUHAN yang terbaik, mahkota ciptaan TUHAN dan ide gagasan-NYA yang terbaik, berarti tidak ada spesies yang lebih baik daripada manusia. Karenanya TUHAN tetap mempertahankan manusia ini. Memahami hal ini, kita bisa mengerti betapa tragisnya akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa itu, sebab kejatuhan manusia ke dalam dosa berarti kerusakan mahkota ciptaan TUHAN yang terbaik.

Jawaban yang kedua, karena TUHAN hanya memberi jatah satu jenis roh untuk manusia. Hanya satu kali TUHAN mengalirkan roh dari dalam diri-NYA untuk menjadikan manusia sebagai makhluk hidup. IA menghembuskan nafas hidup, roh dari ALLAH (bukan Roh ALLAH) menjadi roh manusia (Kej. 2:7). Dari roh manusia ini lahir atau digandakan banyak roh manusia melalui proses perkawinan. Jadi TUHAN tidak menciptakan roh manusia lain. Dari roh manusia dalam diri Adam, kemudian memperbanyak diri menjadi banyak roh manusia lain.

Berkenaan dengan hal ini, TUHAN menginginkan dengan cemburu roh yang ditempatkan-NYA dalam diri kita untuk diselamatkan (Yak. 4:5). Maksudnya, IA menginginkannya dengan sangat, karena IA merasa berhak atasnya. Di sini digunakan kata “dengan cemburu”, karena roh itu memang milik TUHAN. Jadi sungguh luar biasa pertaruhan TUHAN menciptakan manusia ini, sebab kejatuhan manusia ke dalam dosa merupakan keadaan yang sangat menyedihkan dan mendukakan hati TUHAN. IA harus menyelamatkan manusia agar roh yang ditempatkan ALLAH dalam diri manusia tidak terseret ke api kekal oleh jiwa yang mencintai dunia.

Kenyataan ini sekali lagi membuktikan pengertian bahwa TUHAN hanya menciptakan roh manusia satu kali saja. IA tidak menciptakan roh manusia yang lain. Dengan hal ini, maka kita harus menghargai roh kita sendiri dengan berusaha untuk tidak hidup dalam percintaan dengan dunia (Yak. 4:4).



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Tanpa Juklak

Renungan Harian Virtue Notes, 10 Agustus 2010
Tanpa Juklak


Bacaan : Roma 2 : 17–29

2:17. Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,
2:18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,

2:19 dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,
2:20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.
2:21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri?
2:22 Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
2:23 Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?
2:24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
2:26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
2:27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.


Dalam Alkitab kita tidak akan dapat menemukan TUHAN memberikan juklak (petunjuk pelaksanaan) atau semacam prosedur operasional dalam pengelolaan bumi ini kepada manusia. Mulai dari kitab Kejadian, kita melihat bahwa TUHAN tidak memberikan petunjuk–petunjuk rinci. Fakta ini mengisyaratkan dengan jelas bahwa manusia telah didesain untuk sanggup melakukan tugas-tugas yang TUHAN percayakan sekalipun tanpa petunjuk rinci, sebab IA telah memberi kemampuan kepada manusia untuk mengerti apa pun yang dikehendaki-NYA untuk dilakukan.

Dari fakta ini kita belajar, betapa hebat manusia yang TUHAN ciptakan itu. Dengan kemampuan yang sangat luar biasa manusia bisa menjadi penguasa bumi ini secara profesional. Tidak heran kalau alam yang luas, dahsyat dan yang menyimpan kekayaan nyaris tanpa batas ini bisa dipercayakan ALLAH kepada manusia. Sayangnya manusia jatuh ke dalam dosa, sehingan tanggung jawab pengelolaan bumi berubah menjadi nafsu mengeksploitasi bumi tanpa henti yang berujung pada kerusakan bumi. Pernah terlintas suatu pertanyaan: Seandainya manusia tidak jatuh ke dalam dosa, namun matahari yang menyinari bumi ini habis energinya, atau bumi yang ditempati manusia ini tidak sanggup lagi menampung jumlah manusia sebab manusia berkembang biak dan tidak ada yang mengalami kematian, bagaimana mengatasi masalah tersebut? Jawabannya sederhana saja, manusia yang cerdas—walaupun tidak sama dengan TUHAN—akan mampu menjangkau planet-planet di luar tata surya kita ini. Sekarang saja manusia yang berdosa bisa mencapai bulan, dan membuat wahana tanpa awak yang bisa keluar dari tata surya kita. Apalagi kalau tidak jatuh ke dalam dosa, pastilah manusia akan mampu menjangkau yang lebih luas dan jauh.

Di sini kita bisa mengerti mengapa manusia tidak dimusnahkan oleh TUHAN, walaupun manusia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan-NYA. Sebaliknya, IA memberikan hukum dan peraturan agar manusia tetap eksis sampai TUHAN Yesus datang ke dunia, menyelamatkan manusia dan mengembalikan manusia pada rancangan-NYA. Jadi manusia dilestarikan agar manusia dapat masuk ke dalam proyek keselamatan ALLAH melalui Yesus Kristus dan manusia dapat dipersiapkan menjadi manusia baru guna mewarisi langit baru dan bumi baru dengan kecerdasan yang dipulihkan, selain juga moralnya. Dalam kehidupan yang akan datang di langit dan bumi baru nanti, manusia harus mengelola langit dan bumi yang baru yang luasnya tiada batas. Dengan kecerdasan yang TUHAN berikan, manusia akan mampu mengelola alam semesta yang luas ini. Dalam hal ini, hendaknya kita tidak berpikir bahwa Surga adalah tempat dimana manusia berhenti bekerja. Justru Surga adalah tempat manusia dikembalikan kepada kodratnya, yaitu bekerja.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Memandang Rencana BAPA

Renungan Harian Virtue Notes, 9 Agustus 2010
Memandang Rencana BAPA


Bacaan : Matius 6 : 25–34

6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Sekarang kita sudah mendapat gambaran yang jelas bahwa manusia diciptakan TUHAN dengan keadaan segambar dengan ALLAH. Artinya manusia dapat mengenakan pikiran TUHAN sehingga manusia berpikir seperti TUHAN berpikir, dan melakukan segala hal sesuai dengan isi hati TUHAN dan perasaan TUHAN. Dalam hal ini manusia mampu berkenan dihadapan TUHAN, walaupun tanpa diberi peraturan, hukum dan syariat. Kejatuhan manusia ke dalam dosa melenyapkan kemampuan ini. Oleh kematian TUHAN Yesus di kayu salib, TUHAN merebut kita dari tangan kuasa kegelapan. IA memberikan Roh Kudus-NYA untuk menuntun, memuridkan dan mendewasakan, agar umat pilihan dapat dikembalikan kepada kemampuan semula itu.

Oleh sebab itu jangan sia-siakan anugerah dan kesempatan ini. Jangan menjadi orang Kristen yang hanya mengenal liturgi gereja atau datang kebaktian, tetapi haruslah kita memandang rencana BAPA yang besar, yaitu mengembalikan manusia untuk segambar dengan ALLAH. Bertumbuh dalam iman adalah proses pemulihan gambar ALLAH. Ini mutlak lebih penting dibandingkan segala sesuatu yang kita upayakan dalam hidup ini. Inilah yang dimaksud TUHAN Yesus dengan “mencari Kerajaan ALLAH dan kebenaran-NYA” (ay. 33). Untuk berfokus pada hal ini, pikiran kita tidak boleh dipenuhi keinginan-keinginan duniawi, kekhawatiran dan ketakutan terhadap hal-hal menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani. Kerja keras itu wajib karena itu bagian kita, tetapi dengan fokus yang benar hanya kepada ALLAH saja, maka kita tidak akan khawatir.

Kesempatan untuk dikembalikan kepada rancangan ALLAH yang semula adalah anugerah yang tiada tara. Anugerah ini tidak dapat terbeli dengan uang. Justru kita harus waspada sebab cinta uang akan menghambat pertumbuhan iman. Anugerah ini juga tidak bisa terbeli oleh waktu, sebab bila waktu berlalu tanpa kita manfaatkan, hilanglah kesempatan. Oleh sebab itu, selagi masih ada kesempatan, manfaatkanlah waktu kita untuk menerima penggarapan dari TUHAN. Sampai suatu hari nanti kita didapati TUHAN memiliki kehidupan pribadi seperti yang diinginkan-NYA, dan BAPA bisa menyatakan bahwa kita adalah anak-anak yang berkenan kepada-NYA.

Bila kita memandang rencana BAPA, ketika kita mulai membuka mata pada setiap pagi hari, marilah kita tetapkan hati untuk berubah, yaitu bertumbuh menjadi pribadi yang mampu mengerti kehendak TUHAN, mengenakan pikiran dan perasaan Kristus sehingga berpikir dan berperasaan seperti Kristus. Ini tidak boleh dikalahkan oleh kesibukan dan segala masalah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita harus selalu berpikir bahwa kesempatan untuk berubah akan segera lenyap, dan kita akan kehilangannya untuk selamanya, sehingga itu memacu kita untuk semakin giat larut dalam proses rencana BAPA.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Dalam Loh Hati Manusia

Renungan Harian Virtue Notes, 8 Agustus 2010
Dalam Loh Hati Manusia


Bacaan : Yehezkiel 11 : 19–20

11:19 Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat,
11:20 supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.


Akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa, manusia harus mati, menderita, sakit dan masuk neraka. Memang masuk neraka ini merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Tetapi hal yang utama yang harus kita perhatikan ketika manusia jatuh dalam dosa adalah ketidakmampuan untuk mengerti kehendak TUHAN—apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. Manusia tidak mampu melakukan kebaikan yang ideal, kebaikan menurut standar TUHAN. Ini yang mengerikan!

Tetapi, bukankah manusia masih bisa berbuat baik? Ya, sebab TUHAN masih menulis hukum-NYA dalam hati manusia. Hukum yang tertulis tersebut mengkristal menjadi berbagai ajaran agama-agama. Agama juga menuntun manusia kepada kebaikan, tentu dengan cara pandang individu dari apa yang dimiliki agama tersebut. Itulah kebaikan yang relatif dan subjektif. Kebaikan yang TUHAN kehendaki adalah kebaikan yang ideal, kebaikan multak yang dipandang dari sudut pandang TUHAN, bukan dari sudut pandang manusia. Keselamatan yang TUHAN Yesus berikan memungkinkan manusia mencapai kebaikan ideal ini, sebab keselamatan itu memberi peluang bagi manusia untuk dipugar kembali agar kembali segambaran dengan TUHAN.

Pemugaran manusia untuk memulihkan gambar ALLAH dalam diri manusia adalah usaha TUHAN mengembalikan manusia kepada rancangan-NYA yang semula, yaitu manusia sanggup mengerti kehendak TUHAN dengan sempurna. Jadi inti Injil adalah, TUHAN menyelamatkan manusia dan mengembalikannya kepada rancangan-NYA semula.

Inilah maksud dari Firman TUHAN dalam Perjanjian Lama bahwa IA akan memberikan perjanjian, yaitu akan menulis hukum-NYA dalam loh hati manusia, menggantikan hati yang keras menjadi hati yang lembut, dan memberi pengertian-pengertian baru dalam hati manusia. Bukan hukum yang ditulis di atas kertas, perkamen, papirus, atau juga di atas loh batu, tetapi hukum yang ditulis di dalam loh hati manusia. Manusia yang menerima keselamatan dari TUHAN Yesus dan mengambil peluang untuk rela dipugar kembali oleh TUHAN agar segambar dengan diri-NYA, kembali kepada rancangan-NYA semula.

Oleh sebab itu, saat kita menjadi Kristen, kita sedang dibawa kepada proyek yang luar biasa ini, yaitu pengembalian kita kepada rancangan TUHAN yang semula. Ini proyek yang sangat penting; untuk itu kita harus bekerja keras mengerjakannya, harus mengerti semua yang diajarkan TUHAN Yesus, dan terus sungguh-sungguh belajar kebenaran TUHAN tiada henti, sebab kebenaran itulah yang akan memerdekakan. Inilah keistimewaan kekristenan yang tulen: bukan mengajari manusia hukum-hukum dan peraturan, tetapi mengubah hati manusia oleh pimpinan Roh Kudus.


Rata Penuh
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Akibat Buah Terlarang

Renungan Harian Virtue Notes, 7 Agustus 2010
Akibat Buah Terlarang
Rata Penuh


Bacaan : Kejadian 2 : 8–17


2:8. Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
2:11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
2:12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.
2:13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.
2:14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."


Dalam kisah Adam dan Hawa, TUHAN membuat suatu larangan, agar Adam dan Hawa tidak makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat yang ada di tengah Taman Eden. Ini tidak bisa dikatakan sebagai hukum dan peraturan seperti yang kita kenal hari ini, sebab hukum dan peraturan yang kita kenal hari ini bertalian dengan ketertiban hubungan antarmanusia, berhubung manusia telah rusak dan menjadi mahkluk yang berbahaya bagi sesamanya.

Buah pengetahuan yang baik dan jahat itu sebenarnya hanya sebuah ukuran atau suatu tanda untuk mengukur ketaatan manusia pada TUHAN atau tidak; apakah manusia tetap memercayai TUHAN dan bersedia menjadi sekutu-NYA. TUHAN sengaja menempatkan pohon itu karena IA ingin manusia rela taat kepada-NYA dari kehendak bebas manusia itu sendiri, bukan karena paksaan. Supaya manusia bisa memilih untuk taat, berarti harus ada pilihan lain untuk tidak taat. Dengan makan buah itu berarti manusia memilih untuk tidak mau taat kepada TUHAN.

Ketika manusia makan buah terlarang itu, manusia jatuh ke dalam dosa. Roh dari ALLAH yang dihembuskan TUHAN (Kej. 2 : 7) menjadi mati (Kej. 2 : 17). Kejatuhan manusia ini membuat manusia kehilangan kemuliaan ALLAH (Rm. 3:23). Artinya manusia menjadi tidak berkualitas: kehilangan kesanggupan untuk mengerti kehendak TUHAN. Kecenderungannya berdosa semata-mata. Martin Luther, mengutip Augustinus, menyebutnya non posse non peccare (tidak bisa tidak berbuat dosa).

Gambar ALLAH yang hilang inilah yang sesungguhnya merupakan tragedi yang sangat mengerikan dan menyedihkan. Selama ini banyak orang berpikir bahwa akibat terbesar dari makan buah terlarang adalah manusia harus bersusah payah bekerja dan berjuang mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya di bumi ini. Sebetulnya itu bukan masalah besar dibandingkan dengan kehilangan gambar ALLAH dan kesanggupan mengerti kehendak TUHAN.

Maka inilah bencana terbesar dalam kejatuhan manusia: kehilangan gambar ALLAH, terpisah dari ALLAH Sang Sumber Kehidupan. Manusia harus mati akibat makan buah terlarang itu. Kalau sesudah mati tidak ada apa-apa, bukan persoalan besar. Tetapi di balik kematian itu ada surga kekal atau neraka kekal, sehingga manusia diperhadapkan kepada kenyataan yang sangat mengerikan: kalau seseorang tidak melakukan kehendak TUHAN, ia terpisah dari TUHAN selama-lamanya dan bagiannya adalah api kekal. Oleh sebab itu jangan sampai kita gagal mengerti kehendak TUHAN dan gagal melakukannya. Keselamatan dalam TUHAN Yesus Kristus menyediakan jalan keluar ini, menghidupkan Roh dari ALLAH yang dihembuskan-NYA dalam manusia. Kita harus meresponi hal penting ini dengan serius.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.



Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger