RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Memandang Rencana BAPA

Renungan Harian Virtue Notes, 9 Agustus 2010
Memandang Rencana BAPA


Bacaan : Matius 6 : 25–34

6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Sekarang kita sudah mendapat gambaran yang jelas bahwa manusia diciptakan TUHAN dengan keadaan segambar dengan ALLAH. Artinya manusia dapat mengenakan pikiran TUHAN sehingga manusia berpikir seperti TUHAN berpikir, dan melakukan segala hal sesuai dengan isi hati TUHAN dan perasaan TUHAN. Dalam hal ini manusia mampu berkenan dihadapan TUHAN, walaupun tanpa diberi peraturan, hukum dan syariat. Kejatuhan manusia ke dalam dosa melenyapkan kemampuan ini. Oleh kematian TUHAN Yesus di kayu salib, TUHAN merebut kita dari tangan kuasa kegelapan. IA memberikan Roh Kudus-NYA untuk menuntun, memuridkan dan mendewasakan, agar umat pilihan dapat dikembalikan kepada kemampuan semula itu.

Oleh sebab itu jangan sia-siakan anugerah dan kesempatan ini. Jangan menjadi orang Kristen yang hanya mengenal liturgi gereja atau datang kebaktian, tetapi haruslah kita memandang rencana BAPA yang besar, yaitu mengembalikan manusia untuk segambar dengan ALLAH. Bertumbuh dalam iman adalah proses pemulihan gambar ALLAH. Ini mutlak lebih penting dibandingkan segala sesuatu yang kita upayakan dalam hidup ini. Inilah yang dimaksud TUHAN Yesus dengan “mencari Kerajaan ALLAH dan kebenaran-NYA” (ay. 33). Untuk berfokus pada hal ini, pikiran kita tidak boleh dipenuhi keinginan-keinginan duniawi, kekhawatiran dan ketakutan terhadap hal-hal menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani. Kerja keras itu wajib karena itu bagian kita, tetapi dengan fokus yang benar hanya kepada ALLAH saja, maka kita tidak akan khawatir.

Kesempatan untuk dikembalikan kepada rancangan ALLAH yang semula adalah anugerah yang tiada tara. Anugerah ini tidak dapat terbeli dengan uang. Justru kita harus waspada sebab cinta uang akan menghambat pertumbuhan iman. Anugerah ini juga tidak bisa terbeli oleh waktu, sebab bila waktu berlalu tanpa kita manfaatkan, hilanglah kesempatan. Oleh sebab itu, selagi masih ada kesempatan, manfaatkanlah waktu kita untuk menerima penggarapan dari TUHAN. Sampai suatu hari nanti kita didapati TUHAN memiliki kehidupan pribadi seperti yang diinginkan-NYA, dan BAPA bisa menyatakan bahwa kita adalah anak-anak yang berkenan kepada-NYA.

Bila kita memandang rencana BAPA, ketika kita mulai membuka mata pada setiap pagi hari, marilah kita tetapkan hati untuk berubah, yaitu bertumbuh menjadi pribadi yang mampu mengerti kehendak TUHAN, mengenakan pikiran dan perasaan Kristus sehingga berpikir dan berperasaan seperti Kristus. Ini tidak boleh dikalahkan oleh kesibukan dan segala masalah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita harus selalu berpikir bahwa kesempatan untuk berubah akan segera lenyap, dan kita akan kehilangannya untuk selamanya, sehingga itu memacu kita untuk semakin giat larut dalam proses rencana BAPA.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger