RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Bebas Dari Roh Perbudakan

Renungan Harian Virtue Notes, 15 Agustus 2010
Bebas Dari Roh Perbudakan


Bacaan : Roma 8 : 15–17


8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
8:17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.


Paulus berkata bahwa sebagai anak ALLAH, kita tidak menerima roh perbudakan lagi (ay. 15). Berarti penguasaan atau dominasi iblis terhadap kita sudah dihentikan. Kita telah bebas dari perbudakan, sebab ketika seseorang memberi respons terhadap anugerah ALLAH dalam Yesus Kristus, maka ia dibebaskan dari ikatan kuasa gelap, lalu menerima Roh Kudus, dan diberi kemampuan untuk belajar mengerti Firman TUHAN, sehingga tidak lagi dikuasai oleh keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak ALLAH. Hidupnya dikuasai oleh kehendak TUHAN atau pikiran TUHAN, serta oleh rencana TUHAN. Orang seperti ini disebut anak-anak ALLAH. Orang yang dengan kesadaran rela menyerahkan kendali hidupnya sepenuhnya pada TUHAN untuk melakukan kehendak TUHAN, rela menyalibkan manusia lama dan segala hawa nafsu keinginannya.

Dari ay. 15 juga menarik untuk dipahami bahwa orang-orang yang masih di bawah penguasaan iblis sebenarnya tidak pantas memanggil DIA itu BAPA di Surga. Selama ini begitu mudahnya kita berkata ”Ya BAPA di Surga.” Sesungguhnya yang pantas memanggil DIA BAPA adalah mereka yang hidup sesuai dengan pimpinan Roh Kudus, hidup mengerti kehendak TUHAN. Tetapi ini bukan sesuatu yang sederhana atau mudah, sebab harus melalui suatu proses pembentukan seumur hidup. Jadi, kalau kita sekarang berani memanggil DIA BAPA walaupun keadaan kita belum sempurna dan belum hidup dalam pimpinan Roh Kudus secara penuh, kita harus terus belajar dan bertumbuh untuk hidup dalam pimpinan Roh.

Kehidupan Kristen yang sejati adalah ketika orang Kristen dipimpin oleh Roh ALLAH. Roh Kudus diberikan-NYA kepada orang percaya untuk mengasuh orang percaya supaya roh manusia menjadi kuat dan berkualitas. Roh manusia (nishmath khayyim) yang pernah dihembuskan oleh ALLAH kepada manusia (Kej. 2:7) itu kualitas orisinal dari TUHAN yang luar biasa. Kualitas murninya dapat dimunculkan kembali atau dibangkitkan. Bila Roh Kudus kembali memimpin kehidupan manusia sehingga diri manusia dibawah kuasa rohnya sendiri yang adalah Roh dari Allah, maka seseorang dapat melakukan kehendak ALLAH dan disebut sebagai anak-anak ALLAH. Kalau manusia tidak dipimpin Roh Kudus, maka roh manusia tidak sanggup melakukan kehendak ALLAH, atau menjadi lemah. Perjuangan yang harus kita lakukan adalah di sini: Memberi diri sepenuhnya dipimpin oleh Roh Kudus yang sama juga artinya dengan menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal. 5 : 24).

Roh memang penurut, tetapi daging lemah (Mat. 26:41), maksudnya roh manusia memang berkehendak untuk taat, tetapi tubuh manusia dengan keinginan dosanya lebih kuat menguasai kehidupan. Roh manusia akan lemah untuk melakukan kehendak TUHAN. Untuk ini, supaya roh manusia dapat menjadi kuat, maka kita harus hidup dalam pimpinan Roh Kudus melalui terus mengonsumsi Firman TUHAN sebagai makanan rohaninya (Mat 4:4).


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger