Renungan Harian Virtue Notes, 26 Agustus 2010
Sekutu TUHAN
Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN
Bacaan : Kejadian 3 : 8–9
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Seseorang tidak akan menerima perlindungan TUHAN bila tidak hidup dalam persekutuan dengan diri-NYA dan menikmati TUHAN sebagai kesukaan. Kita tidak dapat menikmati perlindungan TUHAN dan menikmati fasilitas yang disediakan TUHAN tanpa menikmati diri-NYA dalam persekutuan yang baik. Inilah maksud manusia diciptakan TUHAN, agar manusia menjadi sahabat atau sekutu TUHAN.
Dalam Alkitab kita tidak menemukan malaikat memiliki tempat seperti yang dimiliki manusia. Kemungkinan besar malaikat tidak memiliki kesempatan seperti ini, sebab Alkitab mengatakan bahwa malaikat adalah roh-roh yang melayani orang percaya (Ibr. 1:13–14). Jadi manusialah mahkluk hebat yang TUHAN ciptakan untuk menjadi kekasih TUHAN dimana TUHAN dapat berinteraksi secara indah, mesra dan benar-benar eksklusif. Bahkan dalam Kej. 3:8–9 tergambar bahwa TUHAN mencari sahabat-NYA, “Di manakah engkau?” dengan ketulusan tanpa curiga.
Barangkali ini jugalah yang memicu iblis menjatuhkan manusia. Manusia menjadi sahabat dekat TUHAN, sehingga menimbulkan kecemburuan iblis. Di samping itu manusia juga berpotensi menyingkirkan dirinya, karena TUHAN telah memberikan mandat kepada manusia untuk menaklukkan bumi, termasuk menaklukkan kuasa iblis yang mengganggu ketenteraman bumi.
Menghayati hal di atas ini, maka patutlah kita bersyukur kalau kita diperkenankan menjadi manusia. Keelokan manusia bukan hanya terletak kepada seluruh keberadaannya semata yang diciptakan segambar dengan ALLAH. Ini sudah sangat menakjubkan, tetapi peluang untuk menjadi sahabat atau sekutu TUHAN Yang Mahatinggi sangat luar biasa. Keindahan persekutuan dengan TUHAN inilah yang memiliki nilai tiada batas. Manusia adalah makhluk yang dapat bersekutu secara dalam atau eksklusif dengan TUHAN, Oleh sebab itu setiap kita harus belajar menghayati kesendirian hidup ini dan hanya merasa lengkap bila kita bersekutu dengan TUHAN. Persekutuan dengan TUHAN ini merupakan harta abadi yang tiada taranya.
Orang yang menyia-nyiakan kesempatan untuk bersekutu dengan TUHAN bukan hanya rugi, tetapi binasa—artinya terpisah dari hadirat TUHAN selama-lamanya. Kalau seseorang memberi uang satu juta rupiah dan kita menolaknya, itu berarti kita rugi satu juta rupiah. Kalau kita ditawari persekutuan dengan TUHAN tetapi menolaknya, berarti kita terpisah dari hadirat TUHAN selamanya dan menjadi sekutu kuasa kegelapan di api kekal.
Keelokan manusia terdapat pula dalam peluang menjadi sahabat atau sekutu TUHAN Yang Mahatinggi.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Sekutu TUHAN
Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN
Bacaan : Kejadian 3 : 8–9
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Seseorang tidak akan menerima perlindungan TUHAN bila tidak hidup dalam persekutuan dengan diri-NYA dan menikmati TUHAN sebagai kesukaan. Kita tidak dapat menikmati perlindungan TUHAN dan menikmati fasilitas yang disediakan TUHAN tanpa menikmati diri-NYA dalam persekutuan yang baik. Inilah maksud manusia diciptakan TUHAN, agar manusia menjadi sahabat atau sekutu TUHAN.
Dalam Alkitab kita tidak menemukan malaikat memiliki tempat seperti yang dimiliki manusia. Kemungkinan besar malaikat tidak memiliki kesempatan seperti ini, sebab Alkitab mengatakan bahwa malaikat adalah roh-roh yang melayani orang percaya (Ibr. 1:13–14). Jadi manusialah mahkluk hebat yang TUHAN ciptakan untuk menjadi kekasih TUHAN dimana TUHAN dapat berinteraksi secara indah, mesra dan benar-benar eksklusif. Bahkan dalam Kej. 3:8–9 tergambar bahwa TUHAN mencari sahabat-NYA, “Di manakah engkau?” dengan ketulusan tanpa curiga.
Barangkali ini jugalah yang memicu iblis menjatuhkan manusia. Manusia menjadi sahabat dekat TUHAN, sehingga menimbulkan kecemburuan iblis. Di samping itu manusia juga berpotensi menyingkirkan dirinya, karena TUHAN telah memberikan mandat kepada manusia untuk menaklukkan bumi, termasuk menaklukkan kuasa iblis yang mengganggu ketenteraman bumi.
Menghayati hal di atas ini, maka patutlah kita bersyukur kalau kita diperkenankan menjadi manusia. Keelokan manusia bukan hanya terletak kepada seluruh keberadaannya semata yang diciptakan segambar dengan ALLAH. Ini sudah sangat menakjubkan, tetapi peluang untuk menjadi sahabat atau sekutu TUHAN Yang Mahatinggi sangat luar biasa. Keindahan persekutuan dengan TUHAN inilah yang memiliki nilai tiada batas. Manusia adalah makhluk yang dapat bersekutu secara dalam atau eksklusif dengan TUHAN, Oleh sebab itu setiap kita harus belajar menghayati kesendirian hidup ini dan hanya merasa lengkap bila kita bersekutu dengan TUHAN. Persekutuan dengan TUHAN ini merupakan harta abadi yang tiada taranya.
Orang yang menyia-nyiakan kesempatan untuk bersekutu dengan TUHAN bukan hanya rugi, tetapi binasa—artinya terpisah dari hadirat TUHAN selama-lamanya. Kalau seseorang memberi uang satu juta rupiah dan kita menolaknya, itu berarti kita rugi satu juta rupiah. Kalau kita ditawari persekutuan dengan TUHAN tetapi menolaknya, berarti kita terpisah dari hadirat TUHAN selamanya dan menjadi sekutu kuasa kegelapan di api kekal.
Keelokan manusia terdapat pula dalam peluang menjadi sahabat atau sekutu TUHAN Yang Mahatinggi.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar