Renungan Harian Virtue Notes, 19 Agustus 2010
ALLAH Menjadi Manusia
Bacaan : Lukas 1 : 30–38
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Proyek keselamatan adalah proyek kemustahilan. Banyak orang tidak tahu, bahkan tidak menyadari hal ini. Proyek keselamatan itu hanya bisa dikerjakan oleh ALLAH sendiri. Bukankah mustahil, ketika TUHAN Semesta Alam menjelma menjadi manusia? Tetapi seperti yang dikatakan Malaikat Gabriel dalam Luk.1:37, “Tidak ada yg mustahil bagi ALLAH”. Jadi sekalipun Maria masih seorang perawan yang belum bersuami, ia bisa hamil, kalau ALLAH menghendakinya. Itu dahsyat.
Tetapi hal yang lebih luar biasa adalah ketika ALLAH menjelma menjadi manusia. Tentu bagi manusia itu kemustahilan. Namun ALLAH menembus kemustahilan itu dengan kesediaan-NYA menjadi manusia. Di sini yang mengagumkan bukanlah kemampuan TUHAN mengubah diri-NYA menjadi manusia, melainkan kesediaan ALLAH menjadi manusia. Ini merupakan pergumulan yang hebat bagi TUHAN sendiri, bagaimana Yang Mahakuasa, Sang Pencipta langit dan bumi mau merendahkan diri-NYA menjadi sama dengan ciptaan-NYA.
ALLAH menembus kemustahilan dan membuatnya menjadi tidak mustahil untuk memberikan anugerah keselamatan melalui Putra-NYA yang tunggal. Ini pengorbanan yang luar biasa bagi-NYA. Tetapi tidak bisa tidak, IA harus melakukannya karena itulah satu-satunya cara untuk menyelamatkan umat manusia. Jangan sia-siakan anugerah ini. Kita harus menyambutnya dengan meresponinya secara serius, sebab jika TUHAN menganggapnya penting sampai IA harus menembus kemustahilan, itu harus menjadi hal yang sangat penting pula bagi kita.
0 komentar:
Posting Komentar