RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Menerima Penebusan Untuk Menjadi Sempurna

Renungan Harian Virtue Notes, 20 Agustus 2010
Menerima Penebusan Untuk Menjadi SempurnaRata Penuh


Bacaan : Filipi 2 : 4–11

2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!


Orang yang menerima karya keselamatan ALLAH dalam Yesus Kristus, atau yang menerima penebusan oleh darah Yesus Kristus adalah orang-orang yang dikehendaki oleh TUHAN untuk menjadi sempurna seperti DIA. Mustahil? Bagi manusia memang mustahil. Tetapi sebagaimana TUHAN Yesus menembus kemustahilan dengan menjelma menjadi manusia, itu tidak mustahil.

TUHAN Yesus sendiri mengungkapkan hal ini dengan mengatakan, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.” (Mat. 5:48) Berarti apabila kita telah menjadi orang percaya, kita harus mau masuk ke dalam proyek kemustahilan itu. Bagaimana ini dapat kita lakukan?

Dalam Flp. 2:5, Paulus berpesan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”. DIAlah standar kita. DIA telah merendahkan diri-NYA untuk meninggalkan kesetaraan-NYA dengan ALLAH, mengosongkan diri-NYA, menjadi manusia—seorang hamba—dan taat sampai mati di kayu salib. DIA telah melakukan yang mustahil bagi manusia, sekarang giliran kita.

Anak ALLAH Yang Mahatinggi menunjukkan keteladanan-NYA untuk rendah hati, rela kehilangan segala hak-NYA, bahkan hak atas nyawa-NYA, untuk menaati BAPA-NYA dan demi kasih-NYA kepada manusia. Ini bukan sifat bawaan manusia pada umumnya, karena manusia pada umumnya tidak rela dirinya diabaikan. Manusia tidak rela haknya dirampas. Manusia tidak rela hatinya disakiti. Tetapi itulah pikiran dan perasaan Kristus. Itulah yang harus kita miliki dalam hidup kita.

Jadi untuk belajar menjadi sempurna, hal pertama yang harus kita pelajari adalah menjadi hamba. Belajar untuk rela kehilangan hak, tidak terikat kepada apa pun, taat kepada TUHAN, melayani TUHAN dan sesama karena kasih kita kepada-NYA, bukan karena ketakutan atau keinginan kita atas berkat jasmani dari-NYA. Sambil terus kita mempelajari Firman-NYA dan belajar untuk melakukannya dalam kehidupan kita, kita akan dapat menaruh pikiran dan perasaan Kristus itu dalam diri kita.

Akhirnya, sebagaimana Kristus dimuliakan (ay. 9–11), kita juga akan dimuliakan bersama dengan DIA (Rm. 8:30). Ini anugerah yang luar biasa bagi kita yang menerima penebusan dari-NYA. Mustahil? Sekali lagi ditegaskan, bahwa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi ALLAH. Ini kabar baik bagi kita, bahwa kita yang menerima penebusannya akan dimampukan untuk sempurna.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger