Renungan Harian Virtue Notes, 5 Agustus 2010
Hukum Dan Peraturan Bukan Tujuan
Bacaan : Galatia 3 : 23–29; 4 : 1–7
3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.
3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
4:1. Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
4:2 tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
4:3 Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Pernahkah kita pikirkan, cukupkah kehendak TUHAN diwakili oleh hukum-hukum dan peraturan-peraturan? TUHAN Yang Mahabesar tentu mempunyai kehendak yang tak terbatas serta perasaan yang tak terwakili oleh huruf-huruf. Berarti hukum dan peraturan sebanyak apa pun dan sejelas apa pun, dengan penjelasannya sepanjang apa pun, tidak akan dapat memuat apa yang menjadi kehendak TUHAN, tidak dapat menggambarkan dengan sempurna isi pikiran dan perasaan TUHAN.
Sebelum jatuh ke dalam dosa, sebetulnya manusia diberi kemampuan untuk mengerti kehendak TUHAN dengan sempurna. Tetapi setelah jatuh ke dalam dosa, manusia tidak mampu lagi mengerti kehendak TUHAN dan melakukannya. Karena itulah TUHAN memberikan hukum-hukum kepada manusia. Jadi hukum-hukum diberikan TUHAN dengan tujuan agar manusia melakukan tindakan yang beradab dan terbimbing untuk menjadi tertib. Ada dua tujuan ketertiban ini. Pertama, Sebagai makhluk beradab, spesies manusia akan terjaga kelestariannya. Tanpahukum, manusia bisa saling membunuh dan akhirnya bisa punah. Kedua, agar manusia dapat berinteraksi satu dengan yang lain dan dapat bersosialisasi dengan sesama secara harmonis.
Di sisi lain, TUHAN memberikan hukum untuk membuka mata pengertian manusia dan membuktikan bahwa manusia tidak sanggup melakukan kehendak-NYA dengan sempurna. Dengan demikian manusia disadarkan atas kebutuhannya akan seorang Juruselamat yang dapat menuntunnya agar mampu melakukan kehendak TUHAN dengan sempurna.
Sebagai Juruselamat, TUHAN Yesus telah datang ke dunia untuk merebut manusia dari tangan kuasa kegelapan. Jika kita menerima DIA dan beriman kepada-NYA, IA pun akan memberikan Roh Kudus-NYA yang membimbing kita untuk mengalami pembaruan hati dan pikiran setiap hari, asalkan kita mau membuka hati untuk menerima Roh Kudus, sehingga kita dikembalikan kepada rancangan TUHAN yang mula-mula, yaitu menciptakan manusia yang mampu mengerti kehendak TUHAN dan melakukannya dengan sempurna.
Jadi melakukan hukum dan peraturan itu bukan tujuan bagi orang percaya. Hukum Taurat hanya digunakan untuk sementara waktu, sampai Kristus datang untuk mengembalikan manusia kepada rancangan-NYA semula (Gal. 3:14). Orang yang menerima karya keselamatan ALLAH dalam Yesus Kristus pasti beradab, bermoral mulia, dan tidak menyusahkan sesamanya, tanpa perlu dibayang-bayangi atau ditekan oleh hukum. Kebaikan dan mengasihi telah menjadi naturnya, karena timbul dari hati yang mengasihi TUHAN, jiwa yang sadar bahwa dirinya telah terlebih dahulu dikasihi TUHAN.
0 komentar:
Posting Komentar