RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Berani Transaksi

Renungan Harian Virtue Notes, 22 Agustus 2010
Berani Transaksi


Bacaan : Lukas 14 : 28–33


14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.



TUHAN menyelamatkan kita supaya kita berbuat baik, seperti yang dipersiapkan oleh-NYA sebelumnya. Kita bisa mencapai kebaikan yang TUHAN kehendaki apabila kita bersedia barter dan berani melakukan transaksi. Kemustahilan untuk menjadi sempurna tidak mustahil lagi asalkan kita berani bertransaksi; kita berani barter. Kita harus bersedia melakukan apa pun yang TUHAN kehendaki kita lakukan.

TUHAN Yesus berkata, “Jika kamu tidak melepaskan dirimu dari apa yang kamu miliki, kamu tak dapat menjadi murid-Ku.” (ay. 33) Inilah transaksi atau barter itu. Melepaskan diri dari segala milik artinya adalah melepaskan segala keterikatan, keinginan duniawi, cita-cita dan kepentingan pribadi, dan segala filosofinya yang tidak sesuai dengan kehendak ALLAH. Kita tidak boleh terikat kepada apapun dan siapapun juga yang berpotensi mengalihkan fokus kita dari BAPA. Intinya, kita harus terikat kepada BAPA saja. Jadi haruslah melekat di pikiran kita, bahwa untuk bisa mengerjakan keselamatan, untuk bisa mencapai kebaikan yang dikehendaki TUHAN, kita harus berani bertransaksi.

Itulah sebabnya TUHAN Yesus mengingatkan, bahwa kalau kita mau mengikut DIA menjadi murid-NYA, kita harus menghitung dahulu anggarannya (ay. 28–32). Karena tidak mungkin kita bisa menjadi murid-NYA dan menyambut karya Roh Kudus dalam hidup kita, kalau hati kita masih penuh dengan percintaan dunia. Orang yang masih mencintai dunia tidak akan pernah mengerti kebenaran. Hanya orang yang mempunyai komitmen untuk tidak duniawi, tidak materialistik dan tidak terikat dengan kesenangan dunialah yang akan memperoleh pengertian-pengertian baru terhadap harta yang sesungguhnya, yaitu kebenaran.

Jadi itulah syarat untuk mencapai kebaikan yang dikehendaki TUHAN, untuk bisa mengerjakan keselamatan yang diberikan TUHAN; yang adalah usaha TUHAN mengembalikan manusia pada rancangan-NYA. Sekali lagi ini hal yang mustahil bagi manusia, sebab manusia pada umumnya tidak mampu melepaskan dirinya dari apa yang dimilikinya. Itulah harganya dalam transaksi ini, apakah kita bersedia dan sanggup membayarnya dengan menukar (barter) segala percintaan dunia kita untuk kemudian mengerjakan keselamatan dari ALLAH kita, yaitu dikembalikan kepada rancangan TUHAN yang semula? Maukah kita melakukan sesuatu yang mustahil bagi manusia lain?

Ingat, karena TUHAN telah menembus kemustahilan untuk merebut kita dari tangan kuasa kegelapan, IA juga menyediakan segala fasilitas kepada manusia untuk kembali kepada rancangan TUHAN yang semula melalui Roh dan Firman-NYA. Keputusan ada di tangan kita, apakah kita berani menyambutnya dengan barter.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger