Renungan Harian Virtue Notes, 3 Agustus 2010
Gagal Mengikut Yesus
Bacaan : Matius 19 : 16–26
19:16. Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
19:17 Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."
19:18 Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
19:23. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
19:25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
Kepada orang muda yang kaya, TUHAN Yesus mengemukakan bahwa untuk memiliki suatu kehidupan yang kekal (berkualitas), ia harus menuruti segala perintah TUHAN. Yesus berkata, “Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah… Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (ay. 17–19) Si orang kaya berkata bahwa ia sudah melakukan hukum-hukum TUHAN dengan baik. TUHAN Yesus tidak membantahnya saat mendengarnya; ini berarti memang ia telah melakukan perintah TUHAN dengan baik. Ini juga menunjukkan bahwa di dunia ini memang ada orang-orang yang sanggup melakukan “perintah ALLAH” yaitu hukum-hukum agama secara baik, atau mencapai kualitas kebaikan menurut hukum-hukum agama yang ada.
Rupanya orang muda yang kaya ini menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya itu tidak cukup untuk membuatnya mencapai hidup yang berkualitas. Itulah sebabnya ia bertanya kepada TUHAN Yesus, apa lagi yang harus dilakukannya. TUHAN menjawab, “Jikalau engkau hendak sempurna… juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin… dan ikutlah Aku.” (ay. 21) Di sini harus kita perhatikan dengan serius bahwa ada kebaikan yang bernilai umum—atau kebaikan subjektif, kebaikan manusia. Tetapi ada kebaikan lain yang bernilai objektif, mutlak dan ideal, menurut perspektif Tuhan. Inilah kebaikan yang yang sempurna.
Jika orang muda yang kaya tersebut bersedia melakukan apa yang diperintahkan TUHAN yaitu menjual segala miliknya, maka ia akan menjadi salah satu murid TUHAN Yesus. Tetapi sampai akhir Injil ditulis, nama orang muda kaya ini tidak pernah dikenal. Ia meninggalkan TUHAN dengan sedih dan tidak bersedia melakukan apa yang TUHAN perintahkan. Maka gagallah ia mengikut Yesus.
TUHAN menghendaki agar kita berusaha mencapai kebaikan yang ideal, kebaikan menurut TUHAN—mutlak, objektif dan sempurna. Inilah yang dimaksud TUHAN Yesus dalam pernyataan-NYA, “Haruslah kamu sempurna, seperti BAPA mu di Surga” (Mat. 5:48). Dengan mengenal kebaikan ideal itu, tidak heran bila Yesus mengatakan kehidupan moral orang percaya harus melebihi ahli Taurat dan orang Farisi (Mat. 5:20). Sebagai anak-anak TUHAN, kita dituntut untuk mencapai target yang melampaui mereka yang bukan anak TUHAN. Oleh sebab itu, hendaknya kita tidak hanya mau menerima berkat keselamatan yang diberikan-NYA, tetapi juga menerima kehendak-Nya untuk berjuang menuju kesempurnaan.
0 komentar:
Posting Komentar