Renungan Harian Virtue Notes, 30 Agustus 2010
Sekalipun Hidup Seribu Tahun
Bacaan : Mazmur 116:1–5
116:1. Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
116:2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
116:3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
116:4 Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
116:5 TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.
Apakah anugerah itu? Anugerah adalah pemberian tanpa melihat kelayakan si penerima pemberian itu. Sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah ALLAH, sesungguhnya kita tidak layak menerimanya. Karena itu kita berutang budi, berutang nyawa, berutang kehidupan kepada ALLAH. Sungguh, apa yang telah diberikan-NYA kepada kita sangat indah, yaitu keselamatan abadi. Tidak ada seorang pun bisa memberikan itu kepada kita. Dan tidak ada seorang pun bisa melakukannya bagi kita, kecuali TUHAN Semesta Alam yang menciptakan langit dan bumi, yang mengutus Putra-NYA, Yesus Kristus bagi kita.
Menyikapi kebaikan TUHAN itu, kita harus mengobarkan niat yang kuat untuk membalas kebaikan TUHAN itu, sekalipun kebaikan TUHAN itu tidak akan dapat kita balas. Seandainya kita memiliki waktu hidup seratus tahun, dengan perbuatan sebaik apapun, tidak cukup mengimbangi kebaikan yang TUHAN berikan. Seandainya kita hidup seribu tahun, itu pun tak akan cukup untuk membalas kebaikan TUHAN. Bahkan seandainya umur hidup kita sejuta tahun pun tidak akan cukup membalas kebaikan TUHAN.
Jadi manakala kita meresponi keselamatan yang TUHAN berikan, baik dalam bentuk pujian dan penyembahan, membaca dan menaati Firman, melakukan perbuatan baik, jangan dinilai sebagai jasa. Perbuatan baik kita sangat tidak sebanding dengan apa yang telah TUHAN lakukan bagi kita. Oleh sebab itu sisa umur hidup ini seharusnya hanya untuk membalas kebaikan TUHAN.
Marilah kita selalu mengingat kebaikan-NYA (ay. 2). Hidup kita singkat. Kita tidak punya waktu banyak. Kalau kita harus menunda apa yang seharusnya kita lakukan sekarang yaitu membalas kebaikan TUHAN, kita mungkin tidak akan punya kesempatan lagi untuk waktu-waktu yang akan datang. Selama TUHAN masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berbuat baik, mari kita lakukan itu dengan sikap hati yang benar, bahwa kita telah berutang kebaikan kepada TUHAN.
Sekalipun sampai mati kita tidak akan pernah bisa mengimbangi apa yang telah TUHAN lakukan bagi kita, tetapi kita akan berbuat semaksimal mungkin. TUHAN memang tidak memaksa kita membalas kebaikan-NYA, tetapi dengan rela kita akan melakukan dan menyukakan hati-NYA. Suatu hari nanti, setiap anak TUHAN yang berusaha membalas kebaikan TUHAN di bumi ini, akan diberi kesempatan melayani DIA selama-lamanya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Sekalipun Hidup Seribu Tahun
Bacaan : Mazmur 116:1–5
116:1. Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
116:2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
116:3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
116:4 Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
116:5 TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.
Apakah anugerah itu? Anugerah adalah pemberian tanpa melihat kelayakan si penerima pemberian itu. Sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah ALLAH, sesungguhnya kita tidak layak menerimanya. Karena itu kita berutang budi, berutang nyawa, berutang kehidupan kepada ALLAH. Sungguh, apa yang telah diberikan-NYA kepada kita sangat indah, yaitu keselamatan abadi. Tidak ada seorang pun bisa memberikan itu kepada kita. Dan tidak ada seorang pun bisa melakukannya bagi kita, kecuali TUHAN Semesta Alam yang menciptakan langit dan bumi, yang mengutus Putra-NYA, Yesus Kristus bagi kita.
Menyikapi kebaikan TUHAN itu, kita harus mengobarkan niat yang kuat untuk membalas kebaikan TUHAN itu, sekalipun kebaikan TUHAN itu tidak akan dapat kita balas. Seandainya kita memiliki waktu hidup seratus tahun, dengan perbuatan sebaik apapun, tidak cukup mengimbangi kebaikan yang TUHAN berikan. Seandainya kita hidup seribu tahun, itu pun tak akan cukup untuk membalas kebaikan TUHAN. Bahkan seandainya umur hidup kita sejuta tahun pun tidak akan cukup membalas kebaikan TUHAN.
Jadi manakala kita meresponi keselamatan yang TUHAN berikan, baik dalam bentuk pujian dan penyembahan, membaca dan menaati Firman, melakukan perbuatan baik, jangan dinilai sebagai jasa. Perbuatan baik kita sangat tidak sebanding dengan apa yang telah TUHAN lakukan bagi kita. Oleh sebab itu sisa umur hidup ini seharusnya hanya untuk membalas kebaikan TUHAN.
Marilah kita selalu mengingat kebaikan-NYA (ay. 2). Hidup kita singkat. Kita tidak punya waktu banyak. Kalau kita harus menunda apa yang seharusnya kita lakukan sekarang yaitu membalas kebaikan TUHAN, kita mungkin tidak akan punya kesempatan lagi untuk waktu-waktu yang akan datang. Selama TUHAN masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berbuat baik, mari kita lakukan itu dengan sikap hati yang benar, bahwa kita telah berutang kebaikan kepada TUHAN.
Sekalipun sampai mati kita tidak akan pernah bisa mengimbangi apa yang telah TUHAN lakukan bagi kita, tetapi kita akan berbuat semaksimal mungkin. TUHAN memang tidak memaksa kita membalas kebaikan-NYA, tetapi dengan rela kita akan melakukan dan menyukakan hati-NYA. Suatu hari nanti, setiap anak TUHAN yang berusaha membalas kebaikan TUHAN di bumi ini, akan diberi kesempatan melayani DIA selama-lamanya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar