Renungan Harian Virtue Notes, 24 Juli 2011
Untuk Kemuliaan Allah Bapa
Bacaan: Filipi 2: 9-11
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Ada satu pernyataan Alkitab yang sangat penting yang harus kita mengerti: “‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (ay. 11). Di balik pernyataan ini ada kebenaran yang sangat luar biasa. Yesus menjadi Kristus dan Tuhan (Κύριος, Kýrios atau Sang Penguasa), tetapi itu adalah untuk kemuliaan Allah Bapa. Ia menjadi Kristus dan Tuhan bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk kemuliaan Allah Bapa.
Ia harus menjadi manusia, mengosongkan diri-Nya, meninggalkan segala kemuliaan-Nya (Flp. 2:5–7). Dalam segala hal Ia disamakan dengan kita. Dalam perjuangan-Nya menunaikan tugas penyelamatan dunia, Ia harus menjalani penderitaan yang amat berat (Ibr. 5:7; 12:2-3). Semua itu dilakukan Tuhan Yesus bukan untuk diri-Nya sendiri, melainkan untuk kemuliaan Allah Bapa di Surga.
Seandainya saja Yesus gagal melakukan tugas-Nya, Ia tidak lagi memiliki kemuliaan yang telah dimiliki-Nya sebelumnya. Tetapi puji Tuhan, Ia memenangkan perjuangan itu. Oleh sebab itulah Ia menjadi Tuhan. segala kuasa di Surga dan di bumi diberikan kepada-Nya; segala makhluk di langit, di bumi, di bawah bumi bertekuk lutut kepada-Nya; dan Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Ini memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Kalau Ia menjadi Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa, maka kita menjadi anak-anak-Nya yang mengikut-Nya juga hanya untuk kemuliaan Allah Bapa semata-mata. Menjadi anak-anak Allah bukan hanya berarti kita dapat menggunakan fasilitas sebagai anak untuk meraih apa yang kita ingini. Menjadi anak berarti menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya. Tidak perlu kita mempersoalkan fasilitas sebagai anak-anak Allah. Bapa di Surga yang setia Ia tidak akan pernah meninggalkan tanggung jawab-Nya sebagai Bapa yang memelihara anak-anak-Nya dengan sempurna. Justru ketika seseorang mempersoalkan haknya sebagai anak, terbukti bahwa ia adalah anak yang tidak tahu diri dan tidak memercayai Bapanya. Anak yang baik akan lebih mempersoalkan tugas atau kewajiban-Nya, yaitu menjadi terang dunia, sehingga orang melihat kehidupan kita dan memuliakan Bapa di Surga (Mat. 5:14–16).
Tuhan Yesus telah membuktikan diri-Nya Anak Allah dan membuktikan bahwa hanya Bapa di Surga yang layak diakui sebagai Allah yang berdaulat atas semua makhluk ciptaan. Kita juga harus membuktikan bahwa diri kita layak disebut anakanak Allah dengan mempersembahkan hidup kita hanya untuk kemuliaan Allah Bapa.
Menjadi anak-anak Allah berarti menjadi alat bagi kemuliaan Allah Bapa.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar