Renungan Harian Virtue Notes, 17 Juli 2011
Pemenang Atau Pecundang
Bacaan: Lukas 4: 5-8
4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
4:6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
4:7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Selama mengenakan tubuh daging seperti kita, Tuhan Yesus mengalami pergumulan yang sungguh berat. Contohnya saat Iblis menawarkan kemuliaan dunia kepada Yesus, asalkan Yesus mau menyembah dirinya. Tuhan Yesus menolaknya dan berhasil mengalahkan Iblis, karena Ia menolak untuk menyembah Iblis.
Menyembah (προσκυνέω, proskynéō) artinya memberi nilai tinggi. Seandainya Yesus menerima tawaran Iblis itu, berarti Ia lebih menghargai kekayaan dunia ini daripada Bapa-Nya di Surga. Jika itu terjadi, Ia telah menerima kemuliaan dunia dan tidak akan disalibkan. Jadi tawaran Iblis itu sesungguhnya memperhadapkan dua pilihan: mempermuliakan diri-Nya sendiri di dunia atau mempermuliakan Bapa-Nya. Seandainya Yesus memilih untuk menyembah Iblis, berarti Ia mempermuliakan diri-Nya secara keliru. Ini berarti Ia gagal melaksanakan misi yang diemban-Nya. Kegagalan itu menggagalkan keselamatan bagi umat manusia di mana pun dan kapan pun. Kegagalan itu menggagalkan datangnya kerajaan Allah. Kegagalan itu menggagalkan terjadinya kehendak Allah di bumi seperti di surga. Tidak ada hal yang lebih mengerikan apabila Tuhan Yesus mengalami kegagalan menyelesaikan tugas kemesiasan-Nya.
Tetapi puji Tuhan, kegagalan itu tidak pernah sampai terjadi, karena memang Tuhan Yesus tidak pernah gagal dalam misi-Nya. Ia telah menaati dan memuaskan hati Bapa-Nya di Surga, bahkan sampai mati di kayu salib. Bapa telah dipermuliakan dan keselamatan manusia telah tersedia. Manusia bisa menemukan kembali kemuliaan dirinya sebagai ciptaan Bapa yang segambar dengan diri-Nya.
Kemuliaan Kerajaan Surga tidak terbayang oleh banyak orang, sebab mereka melihat kemuliaan dunia itu nyata dan bisa dinikmati, sementara kemuliaan Kerajaan Surga yang akan datang bagai mimpi. Bahkan banyak orang menganggap kehidupan di belakang langit biru itu hanya isapan jempol belaka. Jangan kecil hati menghadapi filosofi hidup seperti itu. Kita harus tetap teguh percaya akan kebenaran Firman Tuhan. Pembuktian akan digelar nanti setelah dunia ini berakhir. Nanti akan terbukti siapa yang akan menjadi pemenang.
Tuhan Yesus sudah berhasil melewati pencobaan dan tampil sebagai pemenang. Sekarang kita juga harus memilih, mau menjadi pemenang atau pecundang. Kalau kita memilih kemuliaan duniawi dan menganggap kemuliaan di Kerajaan Surga itu “urusan nanti saja”, pasti kita akan menjadi pecundang. Tapi kalau kita ingin menjadi pemenang, selalu dahulukan Tuhan dan kerajaan-Nya.
Jika ingin menjadi pemenang, kita harus memilih untuk memuliakan Bapa dan mengorbankan kemuliaan di dunia ini
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar