RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Perjanjian Darah

Renungan Harian Virtue Notes, 2 Juli 2011

Perjanjian Darah



Bacaan: Yohanes 1: 12-13


1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.



Kalau kita menerima Tuhan Yesus dan bersedia dibentuk menjadi anak-anak Allah yang sah, kita melakukan perjanjian dengan-Nya. Alkitab mengatakan, “Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yoh. 1:12). Dalam perjanjian ini Tuhan memberikan kuasa supaya kita menjadi anak-anak Allah. Kata “supaya” mengandung tanggung jawab dan keadaan yang harus dicapai, bukan sesuatu yang otomatis berlangsung. Tuhan bertanggung jawab memberikan kuasa itu, dan kita bertanggung jawab untuk memanfaatkan kuasa itu. Ia pasti memenuhi tanggung jawab-Nya, lalu bagaimana dengan kita?


Yang diterjemahkan dengan “kuasa” di sini dalam bahasa aslinya adalah ξουσία (eksusía) yang mengandung makna “hak”. Jadi ayat ini tidak boleh ditafsirkan bahwa kita bisa menjadi mahakuasa seperti Allah. Arti sesungguhnya adalah kita diberi hak istimewa supaya pantas disebut anak-anak Allah. Itu berarti jika kita menerima Tuhan Yesus, kita harus bersedia menggunakan kuasa tersebut. Jika kita mau disebut anak, menggunakan kuasa ini berarti kita mau belajar dan dididik-Nya.


Menarik sekali, dalam ay. 12 kata yang digunakan untuk “anak” adalah τέκνον (téknon) yang berarti anak secara keturunan. Artinya kita bisa menjadi “keturunan Allah”. Itulah sebabnya ay. 13 mengatakan “orang-orang yang diperanakkan… dari Allah”. Betapa hebat kejadian ini, yang mencerminkan penciptaan manusia di Eden. Kita mengingat kembali ketika Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung Adam (Kej. 2:7). Tubuhnya dari tanah, tetapi rohnya dari Allah; itulah sebabnya, pada awalnya sebelum jatuh ke dalam dosa, manusia berkeadaan sebagai anak Allah. Kejatuhan manusia ke dalam dosa merusak status ini, namun melalui keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus, Bapa hendak mengembalikan manusia sesuai dengan rancangan-Nya semula.


Jadi kalau kita tidak mau menggunakan kuasa itu—artinya tidak mau belajar dan dididik—maka lebih baik kita tidak mengaku telah menerima Dia. Mengaku Yesus adalah Tuhan berarti terikat perjanjian bahwa kita mau disempurnakan, dan untuk itu kita harus mempertaruhkan segenap hidup, sampai pada cucuran darah (Ibr. 12:4). Dengan demikian jelas, bahwa mengikut Tuhan Yesus berarti menerima perjanjian darah (blood covenant). Kristus sudah menyerahkan darah-Nya untuk mengesahkan perjanjian itu; maka kita juga harus mempertaruhkan darah kita sebab kita terikat perjanjian dengan-Nya. Kita harus mengikut Tuhan Yesus dengan segenap hidup kita, atau tidak sama sekali.



Kristus sudah menyerahkan darah-Nya untuk mengesahkan Perjanjian Baru; Kita harus mempertaruhkan darah kita karena terikat perjanjian itu.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger