RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Makna Baptisan

Renungan Harian Virtue Notes, 18 Juli 2011

Makna Baptisan



Bacaan: Roma 6: 4


6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.



Mengapa orang Kristen harus dibaptis setelah memberi diri ditebus oleh darah Tuhan Yesus? Firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian-Nya, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Dalam teks ini Rasul Paulus menunjukkan bahwa baptisan itu sebenarnya lambang kematian.


Kematian yang dimaksud di sini adalah kita berhenti dari cara hidup yang tidak dikehendaki Tuhan, atau mati dari cara hidup yang melawan kehendak Tuhan. Kesediaan untuk mematikan cara hidup yang lama dan bersedia mengenakan cara hidup yang baru ini dinyatakan di hadapan Tuhan dan di depan umum dengan baptisan.


Jadi baptisan sebenarnya adalah sebuah proklamasi kepada dunia, bahwa kita kini bersedia untuk hidup sesuai dengan cara Tuhan. Baptisan tidak boleh dijadikan sekadar syarat administrasi gereja agar kita bisa diterima sebagai anggota di salah satu denominasi gereja, menerima peneguhan pemberkatan nikah, sembuh dari penyakit, dibebaskan dari kemiskinan dan motivasi lainnya. Baptisan juga bukan sekadar agar anak-anak yang sudah mulai remaja bisa menjadi anak Tuhan yang baik.


Dengan memahami hal ini, biarpun tidak banyak yang dibaptis, gereja tidak perlu merasa kecil hati. Untuk apa membaptis orang dalam jumlah besar, kalau mereka tidak mau mati dari cara hidup yang tidak Tuhan kehendaki? Sebab tanpa kematian itu, baptisan hanya sekedar ritual, tanpa dapat membawa kita masuk Kerajaan Surga.


Pada zaman Kekristenan awal, apabila seseorang memberi diri dibaptis, berarti ia mempertaruhkan segenap hidupnya. Ia harus bersedia kehilangan hak kewarganegaraanya, kehilangan kenyamanan hidup, kehilangan harta benda dan masa depan di bumi ini. Ia bisa ditangkap, dimasukkan penjara, disiksa bahkan dibunuh. Dalam masa aniaya itu, banyak orang dianiaya dan dibunuh akibat menjadi Kristen dan dibaptis. Bagi orang dunia, ini tragis; tetapi itulah harga yang harus dibayar jika kita mau mengiring Sang Majikan Agung, Tuhan Yesus.


Apakah harga atau nilai yang tinggi dalam pengiringan kepada Kristus di masa kini telah merosot nilainya? Bagaimana dengan kita hari ini? Seberapa mahalkah harga yang kita telah bayar demi pengiringan kita kepada Tuhan Yesus? Saat dibaptis, sudahkah kita sadar bahwa itu berarti kita sudah mati dan dikuburkan bagi dunia ini? Tanpa kematian itu, kita tidak bisa hidup dalam hidup yang baru.



Makna baptisan bukan sekadar ritual, melainkan menjadikan kita mati bersama Kristus bagi dunia ini.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger