RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Takut Dan Gentar

Renungan Harian Virtue Notes, 11 Juli 2011

Takut Dan Gentar



Bacaan: Filipi 2: 12


2:12. Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,



Banyak orang menerjemahkan keselamatan sebagai diperkenankan masuk surga dan terhindar dari api neraka. Kalau keselamatan hanya berarti diperkenankan masuk surga, mengapa Alkitab mengajarkan agar orang percaya mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (φόβου κα τρόμου, fóbu kai trómu)? Tentu tidak sampai di situ saja. Takut dan gentar artinya kita harus mengerjakannya dengan sangat serius dan tidak main-main. Dengan keseriusan yang tinggi, kita akan menghasilkan hidup yang memuaskan hati Bapa dan bahkan bisa mencapai kualitas keselamatan yang Bapa inginkan, yaitu bisa dilayakkan menerima kemuliaan bersama dengan Kristus dalam Kerajaan-Nya. Itulah sebabnya dikatakan keselamatan tidak sekadar masuk surga, tetapi lebih daripada itu: usaha Tuhan mengembalikan kita kepada rancangan-Nya yang semula.


Bapa telah menyediakan diri seluas-luasnya untuk dapat mengubah diri kita sehingga bisa mencapai target kedewasaan yang semestinya harus dicapai oleh orang percaya, tetapi sering kita menjadi sangat lamban dalam mencapai target tersebut. Karena ketidakseimbangan antara kecepatan manuver Bapa yang hendak mengubah manusia dan manusia yang lamban menerima manuver ini, hasilnya adalah, yang seharusnya dapat dicapai secara maksimal menjadi tidak maksimal.


Banyak dari kita takut akan menjadi kurang bahagia dalam hidup ini jikalau kita menanggapi dengan serius usaha Tuhan menyelamatkan kita. Sebagian besar dari kita memilih menjadi orang “Kristen rata-rata” atau “Kristen kebanyakan” tanpa kerinduan menyukakan hati Tuhan dengan cara memenuhi keinginan-Nya. Kalau seperti ini, kita tak jauh berbeda dari istri Lot yang akhirnya menoleh ke belakang, sehingga tidak dapat diselamatkan dari murka Allah. Inilah gambaran diri kita yang masih mencintai dunia ini dan tidak bersedia diungsikan dari kehancuran dunia ini.


Hati-hatilah jika sampai sekarang kita masih merasa bahwa kita tidak perlu lagi meresponi anugerah-Nya dengan tanggung jawab melakukan kehendak-Nya, karena masih menganggap karena kita sudah ditentukan selamat, apa pun yang terjadi kita tetap akan selamat. Paradigma semacam ini menjebak kita dan membuat kita tidak bergairah dan kehilangan antusias mengerjakan keselamatan sampai mencapai yang Bapa inginkan dalam rencana-Nya, yaitu sempurna. Akibatnya, kita tidak memperoleh upah yang seharusnya kita terima.



Kerjakanlah keselamatan kita dengan serius sampai ke target yang diinginkan Bapa.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger