Renungan Harian Virtue Notes, 7 Juli 2011
Teguh Dalam Integritas
Bacaan: Lukas 17: 26-27
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus menyinggung nama Nuh. Ia mengungkapkan bahwa hari-hari Anak Manusia sama seperti pada zaman Nuh: manusia makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Dalam pernyataan Yesus di sini ada dua hal yang ingin disampaikan-Nya.
Pertama, Ia hendak menunjukkan bahwa keadaan dunia sebelum diakhiri nanti (kiamat) seperti keadaan dunia pada zaman Nuh. Manusia sibuk dengan segala kegiatan rutin menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmaninya, sampai tidak sadar bahwa dunia akan berakhir. Karena sudah hanyut dengan berbagai rutinitas kehidupan untuk mencari kepuasan duniawi, maka banyak orang tidak sadar kalau umur mereka berjalan terus sampai kepada titik akhir. Akhirnya mereka terhilang dalam kegelapan abadi.
Kedua, Tuhan menghendaki agar kita tetap teguh dalam integritas seperti Nuh. Sekalipun dunia sekitarnya tidak mengerti “dunia Nuh”, tetapi ia tetap pada jalur yang dikehendaki Tuhan untuk dijalaninya. Ia tidak terpengaruh oleh lingkungannya, dan tidak turut hanyut dengan pola rutinitas dunia sekitarnya.
Setelah mengatakan tentang keadaan dunia akhir zaman yang sama seperti di zaman Nuh, Tuhan Yesus juga menceritakan perumpamaan mengenai janda yang ngotot agar permintaannya diluluskan oleh hakim yang lalim (Luk. 18:1–8). Pelajaran yang Tuhan ajarkan kepada kita bukan agar kita ngotot kepada Tuhan meminta Tuhan membela kita. Ajaran yang memelintir perumpamaan Tuhan ini supaya dalam meminta sesuatu kepada Tuhan harus terus-menerus atau mendesak tiada henti adalah penyesatan.
Kita tahu bahwa Tuhan bukan hakim yang lalim, karena itu orang yang menafsirkan perumpamaan ini sebagai keharusan untuk ngotot kepada Tuhan pasti tidak mengerti hakikat Tuhan. Yang Tuhan Yesus ajarkan adalah kita harus menjaga integritas: gigih dalam segala sesuatu, dan terus setia kepada Tuhan sekalipun dalam keadaan sulit dan mustahil, seperti saat si janda menghadapi hakim yang lalim itu.
Tuhan Yesus bersabda, “Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk. 18:8) Iman macam apa yang ingin Tuhan dapatkan di bumi pada waktu kedatangan-Nya? Tentu iman yang murni, yaitu kehidupan melakukan kehendak-Nya dengan integritas seperti Nuh, yang tetap setia hidup dalam kebenaran walau dunia sekitarnya berbeda dengan pola hidupnya.
Orang beriman pasti teguh dalam integritas, sekalipun berbeda dengan dunia sekitarnya.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar