Renungan Harian Virtue Notes, 3 Juli 2011
Dilingkupi Tuhan
Bacaan: Mazmur 63: 2-9
63:2 Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
63:3 Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
63:4 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
63:5 Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
63:6 Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
63:7 Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, --
63:8 sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
63:9 Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
“Lingkupiku dengan kuasa-Mu,” demikian kita bernyanyi. Kebanyakan orang menganggap dilingkupi Tuhan dengan perlindungan yang istimewa oleh kuasa-Nya. Sejatinya kalau kita dilingkupi Tuhan, kita mencari Dia dan haus akan Dia (ay. 2). Kita menghayati bahwa kehadiran Tuhan dapat dialami dalam kehidupan kita. Maka dilingkupi Tuhan tidak hanya berarti mengalami perlindungan-Nya. Baru dengan beginilah kita bersorak-sorai dalam naungan sayap-Nya (ay. 8) sebab perlindungan-Nya pasti diberikan-Nya, tanpa perlu kita mohon pada-Nya. Dilingkupi Tuhan lebih berarti kesadaran bahwa kita hidup dalam pemerintahan Tuhan yang hidup.
Hari ini kebanyakan orang berfokus kepada perlindungan yang istimewa, dan mengabaikan penghayatan bahwa kita harus mencari Dia dalam segala hormat. Memang manusia yang masih duniawi hanya memperhatikan kepedulian Tuhan terhadap masalah hidup mereka—masalah ekonomi, kesehatan, jodoh, pekerjaan dan sebagainya. Biasanya hanya untuk hal-hal tersebutlah mereka berurusan dengan Tuhan. Pengajaran-pengajaran yang tidak bertanggung jawab membodohi jemaat bahwa kita harus berurusan dengan Tuhan agar Ia peduli dengan kita, agar Ia mendemonstrasikan kuasa-Nya atas kita, agar Ia memperlihatkan mukjizat-Nya.
Orang Kristen yang dewasa tidak mempedulikan persoalannya sendiri, dan tidak merengek-rengek kepada Tuhan supaya dipedulikan oleh-Nya. Ia tahu dan percaya bahwa Tuhan sudah peduli terhadap dirinya, dan kepedulian-Nya itu sempurna. Baginya yang penting adalah bagaimana memperlakukan Tuhan secara pantas sebagai Majikan yang harus dipatuhi secara mutlak. Untuk itu orang Kristen yang dewasa akan menumbuhkan gairah yang kuat untuk mengenal kebenaran Firman Tuhan yang dapat mengubah hidupnya sampai tingkat memuaskan hati Tuhan.
Jangan puas dengan pengertian Firman yang kita miliki. Dan jangan menganggap diri kita sudah banyak mengerti. Lebih baik menganggap diri kita belum tahu, agar kita mau belajar menjadi tahu. Jangan menganggap remeh kalau kita belum mengerti Firman Tuhan, sebab itu menentukan kualitas hidup kita di hadapan-Nya.
Mari kita rindukan naungan Tuhan yang melingkupi kita sebagai anak-anak Tuhan yang dikenan-Nya, lebih dari naungan Tuhan yang melindungi kita dari marabahaya. Dengan demikian bila kita berurusan dengan Tuhan adalah berurusan dengan pribadi-Nya yang paling dalam. Sehingga kita bisa berkata, “kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup” (ay. 4).
Dilingkupi Tuhan adalah menyadari bahwa kita hidup dalam pemerintahan-Nya dan harus menjadi anak-Nya yang dikenan-Nya.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar