RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Memberi Diri, Bukan Meminta

Renungan Harian Virtue Notes, 26 Juli 2011

Memberi Diri, Bukan Meminta



Bacaan: Ayub 1: 6


1: 6 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis



Banyak orang tidak tahu bahwa malaikat-malaikat pun sebenarnya juga disebut sebagai anak-anak Allah. Dalam Ayb. 1:6, disebutkan anak-anak Allah menghadap Allah; di antara mereka datang pula Iblis. Yang dikatakan anak-anak Allah di sini tak lain dan tak bukan adalah makhluk surgawi, yaitu malaikat-malaikat.


Para malaikat juga disebut anak Allah, sebab semua roh berasal dari Allah Bapa (Ibr. 12:9). Iblis juga sebenarnya dahulu adalah malaikat yang disebut anak-anak Allah. Tetapi sejak malaikat ini dan pengikut-pengikutnya memberontak kepada Allah, mereka jatuh ke dalam dosa. Sejak pemberontakan itu, ia tidak lagi disebut anak-anak Allah, tetapi Iblis.


Teks asli Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani untuk kata Iblis di ay. 6 ini adalah שָׂטָן (Sâtân). Sâtân artinya “lawan, yang melawan”, “saingan”, “musuh”. Dengan demikian siapa pun yang melawan, memusuhi atau mau bersaing dengan Tuhan adalah sekelompok dengan Setan. Jadi, walau seseorang merasa sudah menjadi anak Tuhan, kalau di kehidupannya tidak berdiri di pihak Tuhan, maka ia adalah musuh.


Fragmen sejarah kehidupan malaikat yang jatuh ini, yang bernama Lucifer, memberi kita pelajaran yang dalam dan membangkitkan inspirasi yang kuat. Semua ini memberi contoh yang jelas, bahwa pemberontakan kepada Allah Bapa di Surga berakibat sangat fatal.


Oleh sebab itu sebutan anak-anak Allah bagi kita harus dimengerti dengan tepat. Ada pelajaran mahal di balik status anak Allah tersebut. Sebutan tersebut bukan hanya berarti seperti tiket untuk dapat memperoleh berkat yang kita harapkan dari Tuhan, melainkan sebuah tiket yang menuntut tanggung jawab dan panggilan, yaitu untuk melakukan kehendak Bapa.


Selanjutnya Bapa sendiri pasti mendidik anak-anak-Nya supaya mereka mendapat bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr. 12:7–10). Di dalamnya termasuk pula kelayakan menerima anugerah dan kesanggupan untuk melakukan kehendak-Nya. Pendidikan tersebut merupakan proses yang dialami setiap umat pilihan agar kita bisa mengerti bagaimana hidup sebagai anak-anak Allah yang hidup hanya untuk mengabdi kepada Bapanya. Oleh sebab itu menjadi anak-anak Allah berarti memberi diri, bukan meminta. Menyerahkan diri untuk dipakai Tuhan sesuka hati-Nya, bukan untuk memanfaatkan. Jika kita tidak memberi diri kita kepada Tuhan, berarti kita tidak berada di pihak-Nya. Jika tidak di pihak Tuhan, pasti di pihak lawan yaitu Setan.



Menjadi anak-anak Allah berarti memberi diri untuk dipakai sesuka hati Tuhan.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger