RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Orang Kaya Dan Orang Miskin

Renungan Harian Virtue Notes, 7 Januari 2011

Orang Kaya Dan Orang Miskin



Bacaan: Matius 11: 29-30


11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."



Tidak otomatis kita bisa menerima kelegaan atau perhentian yang disediakan oleh Tuhan, tetapi ada mekanisme atau prosedurnya. Dalam ay. 29, Tuhan mengatakan, setelah kita memikul kuk yang dipasang-Nya dan belajar pada-Nya, jiwa kita akan menerima ketenangan (kelegaan). Berarti prosedurnya adalah, menerima beban terlebih dahulu, kemudian belajar dari Tuhan, baru diberi kelegaan.


Kuk atau gandar (ζυγός, zygós) mengacu pada sesuatu yang menekan, membelenggu atau mengikat. Biasanya kuk dikenakan pada lembu agar tidak liar tetapi bisa dikendalikan untuk membajak sawah, seperti kekang bagi kuda. Dalam tekanan tertentu –dengan masalah dan persoalan-, kita bisa mengerti apa yang Tuhan ajarkan. Tekanan itu bisa berupa suasana yang kondusif untuk mengenal kebenaran, yaitu saat kita dengan rendah hati dan berpikir sederhana mau menerima apa pun yang Tuhan ajarkan tanpa sikap penolakan. Yang menolak adalah mereka yang memiliki banyak keinginan atau hasrat.


Joseph Brotherton (1783–1857) adalah seorang pendeta dan politikus Inggris yang mempunyai batu nisan yang luar biasa di makamnya. Luar biasa bukan karena terbuat dari marmer Italia atau porselen Cina, melainkan karena di nisannya tertulis kalimatnya sendiri, “My riches consist not in the extent of my possessions but in the fewness of my wants.” (Kekayaanku bukan karena banyaknya harta bendaku, melainkan karena sedikitnya keinginanku.) Brotherton benar, sebab pada dasarnya orang-orang yang letih lesu dan berbeban berat adalah orang miskin, sebab mereka kaya dengan keinginan; tetapi orang kaya adalah yang miskin dengan keinginan.


Kita harus mau mengerti bahwa kelegaan atau perhentian yang disediakan Tuhan adalah tatkala kita mengenal keindahan Tuhan, yaitu damai sejahtera dan kemuliaan kerajaan-Nya. Dengan itu kita berhenti mengingini dunia ini, sebab keinginan daging dan keinginan mata bukan berasal dari Bapa, tetapi dari dunia (1Yoh. 2:15–17). Orang yang masih mengingini dunia ini akan binasa.


Kelegaan atau perhentian pada dasarnya adalah keselamatan yang diberikan Tuhan kepada manusia yang telah dilepaskan dari belenggu Iblis dengan segala keinginannya. Keinginan-keinginan itu membuat manusia tidak mengingini Tuhan. Oleh sebab itu jangan artikan belenggu kuasa gelap sebagai sesuatu yang bersifat mistis dan pelepasannya pun mistis, tetapi segala hasrat yang memenuhi pikiran seseorang, itulah belenggu. Semua pikiran yang bukan dari Tuhan adalah dari Iblis yang membinasakan; pelepasannya adalah menggantikannya dengan pikiran Tuhan, yaitu pengenalan akan Allah Bapa dan Anak.



Orang miskin adalah orang yang kaya dengan keinginan; orang kaya adalah orang yang miskin dengan keinginan.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger