Renungan Harian Virtue Notes, 24 Januari 2011
Kelemahlembutan
Bacaan: Matius 5: 5
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Tuhan Yesus adalah seorang yang lemah lembut. Menyambung undangan kelegaan-Nya, Ia menyatakan diri-Nya sebagai pribadi yang lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29). Dan dalam khotbah-Nya di bukit, Tuhan mengatakan, “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.” Apakah kelemahlembutan itu?
Seorang yang lemah lembut bukanlah seorang yang lemah. Kata “lemah lembut” dalam bahasa Yunani adalah πραΰς (pra’ís) yang sering dipakai bagi kuda jantan dewasa yang sudah dijinakkan dan dapat ditunggangi. Itulah gambaran kelemahlembutan: kuat tetapi taat kepada kekang, dan menggunakan kekuatannya sesuai dengan perintah penunggangnya.
Ciri-ciri orang yang lemah lembut didemonstrasikan oleh Tuhan Yesus. Pertama, Ia rela diperlakukan tidak adil, bahkan dilukai karena Allah menghendakinya. Saat menjadi tawanan, Tuhan Yesus diperlakukan tidak adil oleh kelompok orang yang memusuhi-Nya, baik dari pihak Yahudi maupun tentara Romawi. Namun Ia menerimanya tanpa membalas. Bahkan dari mulutnya mengalir doa “Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk. 23:34). Tidak heran Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita agar kita memberi pipi kiri juga bila pipi kanan kita ditampar (Mat. 5:39).
Kedua, Ia menerima keberadaan orang lain sebagaimana adanya. Ia tidak keberatan berada di sekitar pemungut cukai dan orang berdosa. Tuhan Yesus berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat. 9:12). Berkenaan dengan ini Rasul Paulus menasihati orang percaya untuk saling menerima satu dengan yang lain, seperti Kristus telah menerima kita (Rm. 15:7).
Ketiga, Ia bisa marah, tetapi tidak berdosa. Tuhan Yesus tidak marah bila orang berusaha memancing kemarahan-Nya, tetapi Ia marah melihat ketidakadilan dan berbagai kejahatan lainnya yang dilakukan orang. Ketika Ia menyucikan bait Allah, kemarahan-Nya terkendali. Buktinya, Ia masih sempat membuat cambuk dari tali (Yoh. 2:15), berarti Ia mengambil waktu untuk memikirkan apa yang harus dilakukan-Nya.
Memang sulit kedengarannya menjadi seorang yang lemah lembut seperti Yesus. Bahkan beberapa orang menganggapnya nasihat gila yang mustahil dilakukan, tetapi dengan kekuatan kuasa Roh Kudus oleh benih Ilahi dalam diri kita, Tuhan akan menyanggupkan kita dapat melakukan segala kehendakNya. Maka dengan pertolongan-Nya, kita percaya kita dapat lemah lembut seperti Tuhan Yesus.
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat tetapi menggunakan kekuatannya itu sesuai kehendak Allah saja.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar