Renungan Harian Virtue Notes, 15 Januari 2011
Allah Itu Ada
Bacaan: Mazmur 14: 1-7
14:1. Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
14:2 TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.
14:3 Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
14:4. Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada TUHAN?
14:5 Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab Allah menyertai angkatan yang benar.
14:6 Kamu dapat mengolok-olok maksud orang yang tertindas, tetapi TUHAN adalah tempat perlindungannya.
14:7 Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya, maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita.
Mazmur ini merupakan mazmur yang sangat penting, dan karenanya Daud mengulanginya dua kali dengan kata-kata yang hampir sama dalam Mzm. 53. Banyak orang yang tidak percaya bahwa Allah itu ada, sebab mata dunia tidak melihat Allah yang memang tidak kelihatan itu.
Sebagai orang yang ingin belajar mengalami Tuhan dengan nyata, pertama-tama kita harus percaya bahwa Allah itu ada. Tetapi parahnya, banyak orang yang mengaku Kristen tetapi berkelakuan sama dengan orang-orang bebal yang berkata dalam hatinya, “Tidak ada Allah.”
Dalam ay. 1, perhatikan bahwa dikatakan “dalam hatinya”. Ini berarti mereka bisa saja mengaku dengan mulut bahwa mereka percaya kepada Allah, tetapi dalam hatinya mereka berharap bahwa Allah itu tidak ada. Di sini digunakan kata אֱלוֹהִים (Ĕlohim), bukan יהוה (YHWH). YHWH adalah nama TUHAN yang menyatakan keberadaan-Nya, sebab berarti “AKU ADALAH AKU”; tetapi Ĕlohim berarti juga “hakim” atau “pemerintah”, sehingga ayat ini menyatakan bahwa orang bebal berharap bahwa tidak ada Allah yang menjadi Hakim atau Pemerintah alam semesta ini.
Maka apabila orang mengaku Kristen tetapi tetap berkelakuan bejat dan jahat, atau munafik—meski baik di permukaan tetapi di dalamnya mempunyai motif terselubung untuk kepentingan dan keagungan dirinya sendiri, itu sejatinya sama saja dengan menganggap Allah itu tidak ada, sebab ia tidak mengakui ada Hakim dan Penguasa alam semesta yang harus disembah olehnya.
Apabila kita ingin mengalami Tuhan dengan nyata, kita harus percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Tuhan kita adalah Allah yang hidup dan nyata. Apa yang ditulis dalam Alkitab bukan omong kosong atau bualan semata, melainkan kebenaran yang dapat dipercayai. Jika Tuhan menyatakan diri-Nya kepada tokoh-tokoh Alkitab, itu adalah fakta kehidupan dan pengalaman konkret yang mereka alami. Peristiwa-peristiwa dalam Alkitab itu harus terus dibaca berulang-ulang, sehingga kisah-kisah tersebut menjadi nyata dan dekat dengan hidup kita.
Membaca Alkitab bukan seperti memasuki museum, melainkan memasuki realitas hidup, seperti hidup kita hari ini. Kita harus mempercakapkan Firman Tuhan setiap hari dan merenungkannya siang dan malam. Kita harus menjunjung tinggi pengalaman tokoh-tokoh iman sebagai petunjuk kita bergaul dengan Tuhan. Dengan demikian kita tidak akan terpengaruh dengan pola tindak manusia yang tidak menganggap Allah itu ada, tetapi mata rohani kita melihat Allah dengan jelas.
Dengan memercayai Alkitab, mata rohani kita akan melihat Allah dengan jelas.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar