Renungan Harian Virtue Notes, 29 Januari 2011
Bait Allah Yang Baru
Bacaan: Efesus 2: 21-22
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Tuhan mempunyai rencana bagi setiap kita untuk kemuliaan-Nya. Maukah kita memberi diri untuk dibentuk-Nya menjadi pribadi yang dilayakkan sebagai anggota kerajaan Allah yang unik, khas dan istimewa? Maukah kita melayani-Nya, sebagai batu hidup untuk membangun bait Allah? (1Ptr. 2:5).
Tuhan ingin membangun bait Allah yang baru, yaitu gereja-Nya secara universal, yang tidak merupakan bangunan fisik yang dibuat manusia, melainkan bangunan yang disusun dari orang-orang percaya di dalam Tuhan. Dari tulisan Rasul Paulus, kita dapat mempelajari beberapa hal.
Pertama, gereja adalah bangunan yang rapi tersusun dari orang-orang percaya. Gereja dirancang oleh Tuhan Yesus sebagai Sang Arsitek Agung. Batu-batunya disusun secara rapi oleh-Nya, tidak ditumpuk secara berantakan. Kita harus menyediakan diri dibentuk oleh-Nya, sesuai keinginan-Nya.
Kedua, bangunan gereja universal ini belum selesai, masih bertumbuh. Kata yang digunakan adalah αὐξάνω (afksanō) yang berarti “bertumbuh”, “membesar”, “meluas”. Kita harus memanfaatkan keunikan kita untuk memperluas gereja Tuhan. Hadirkan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari—di pekerjaan, studi, keluarga—sehingga lebih banyak orang yang diselamatkan karena kesaksian hidup kita.
Ketiga, gereja adalah bait Allah, tempat kudus bagi-Nya. Karena itu sebagai imamat yang rajani, kita harus senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah, melalui hati dan bibir kita (Ibr. 13:15) yang dibuktikan dengan kehidupan kita sehari-hari yang memuliakan Dia.
Keempat, gereja adalah tempat kediaman Allah (ay. 22). Roh-Nya tinggal di dalam kita (1Kor. 6:19). Allah sudah membeli kita sebagai bahan bangunan untuk rumah-Nya, supaya Ia bisa tinggal di dalam kita. Karena itu kita tidak boleh hidup semau kita sendiri, tetapi harus hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Saat Salomo membangun bait Allah, ia mempersiapkan batu-batu di tempat penggalian yang jauh, sehingga di tempat konstruksi bait Allah tidak terdengar suara palu, kapak atau perkakas besi lain (1Raj. 6:7). Artinya, Roh Kudus mempersiapkan kita terlebih dahulu supaya layak menjadi bagian dari gereja rohani-Nya. Kita harus mau dibentuk sesuka-Nya tanpa mengeluh. Segala kesulitan hidup merupakan bagian dari pembentukan yang dilakukan oleh Allah agar kita menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, dan saat bangunan gereja rohani ini selesai ketika Tuhan Yesus datang kembali, kita menjadi bagian dari bangunan yang indah itu.
Sediakan diri kita dibentuk Tuhan menjadi pribadi yang dilayakkan sebagai anggota kerajaan Allah.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar