RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Hati Anak Kecil

Renungan Harian Virtue Notes, 23 Januari 2011

Hati Anak Kecil



Bacaan: Matius 18: 1-6


18:1. Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"

18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka

18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.



Beberapa orang Kristen menyederhanakan keselamatan hanya sebagai masuk surga sesudah mati kelak. Rajanya Yesus, semua orang yang selamat menjadi rakyat yang memuji Dia sepanjang hari, selesai. Namun sebenarnya keselamatan tidak sesederhana itu. Tuhan menyelamatkan kita untuk mengembalikan kita kepada rencana-Nya yang semula, sebab Ia ingin kita ikut memerintah bersama-sama dengan Tuhan Yesus di kerajaan-Nya. Menyederhanakan keselamatan membuat orang tidak giat untuk mengejar target kesempurnaan yang diinginkan Tuhan, sehingga akan merugikan orang itu sendiri kelak saat ia tidak memperoleh mahkota.


Sebetulnya bukan ide baru bahwa di surga nanti ada pemerintahan yang berjenjang seperti di dunia ini. Tuhan Yesus sendiri mengatakannya (Mat. 19:28; Luk. 19:11–27). Murid-murid Yesus pun sudah tahu tentang hal itu, dan karenanya mereka bertanya tentang siapa yang terbesar dalam kerajaan Surga (Mat. 18:1)—tentu maksudnya sesudah Tuhan sendiri. Beberapa kali juga terjadi perdebatan di antara mereka mengenai hal ini (Luk. 9:46, 22:24).


Untuk menjawab siapa yang terbesar, Tuhan Yesus memberi contoh seorang anak kecil. Bahkan Ia mengatakan, untuk masuk ke kerajaan itu pun seseorang harus menjadi seperti anak kecil. Kata “anak kecil” di sini adalah παιδίον (paidíon), yang lebih besar dari seorang νήπιος (népios). Tepatnya, anak-anak usia sekolah.


Dalam meruntuhkan hidup lama kita agar kita bisa mendirikan hidup baru, kita harus belajar menjadi seorang anak kecil (paidíon), dengan sifat-sifat sebagai berikut. Pertama, rendah hati, maksudnya sederhana dan tidak merasa dirinya penting. Kedua, bisa diajar. Seorang paidíon sangat efektif untuk diajar, karena belum memiliki konsep penghalang seperti di usia dewasa. Ketiga, jujur dan polos. Seorang paidíon tidak pandai berbohong; biasanya orang tuanya akan tahu kalau ia berusaha menutup-nutupi sesuatu. Keempat, tidak berbahaya, tidak mengancam orang lain dan tidak ditakuti. Kelima, mudah kagum dan antusias. Lihatlah respons seorang anak kecil ketika melihat atau mendengar sesuatu yang menarik baginya. Kita pun harus demikian antusiasnya saat menerima dan menikmati Firman Tuhan.


Tuhan Yesus telah memberi teladan dari diri-Nya sendiri, sebab kita tahu, Ialah yang terbesar dalam kerajaan Surga. Ia menghidupi prinsip-prinsip paidíon, dan memiliki hati seorang anak kecil. Apabila kita juga ingin menjadi bangsawan surgawi, dan dipercaya Tuhan untuk menerima tugas yang besar di kerajaan-Nya, kita juga harus memiliki hati seorang anak kecil.



Milikilah hati seorang anak kecil dalam hidup baru kita, agar kita layak disebut bangsawan surgawi.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger