Renungan Harian Virtue Notes, 23 Mei 2010
Kekayaan Yang Sejati Dan Abadi
Bacaan : Efesus 3 : 8; Lukas 16 : 11-12
Efesus 3 : 8
3:8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,
Lukas 16 : 11-12
16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
16:12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
Apakah yang dimaksud dengan kemiskinan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, miskin artinya "tidak berharta benda; serba berkekurangan". Jika diperluas, miskin artinya "tidak atau kurang berharta benda, sehingga merasa berkekurangan". Lalu timbul pertanyaan, apa maksud "harta" di sini dan apa ukurannya? Tentu harta menyangkut uang, aset dalam bentuk tanah, sawah dan rumah, mobil, perhiasan, saham dan lain sebagainya, semua yang bersifat materi.
Dengan pengertian seperti itu, maka kemiskinan dan kekayaan menjadi relatif. Sebab dalam kehidupan, perasaan cukup atau berkekurangan itu sangat relatif, subjektif bagi setiap orang.
Sesungguhnya kalau kita mempelajari konsep harta dari sudut pandang Alkitab, maka kita ternyata memang miskin dan tidak memiliki apa-apa, karena semua yang ada di bumi ini adalah fana/tidak abadi, dan semua yang ada pada kita adalah milik TUHAN. Jadi yang namanya harta Alkitabiah bukanlah hal materi.
Efesus 3 : 8 berbicara mengenai kekayaan Kristus yang tidak terduga. Di dalam Kristus yang merupakan inti berita Injil terdapat kekayaan yang tidak terduga (to aneksikhniaston tu Khristu). Selama ini banyak orang memandang Kristus hanya sebagai pribadi yang menyelamatkan manusia dari neraka, tetapi tidak sungguh-sungguh menghayati arti karya keselamatan-NYA. Akibatnya orang tidak memandang Kristus sebagai yang termulia dan sebagai kekayaan yang tak ternilai.
Kristus adalah kekayaan kita, maksudnya di dalam DIA kita memperoleh milik yang nilainya lebih dari segala sesuatu yang dapat kita terima dari dunia sekarang ini. Milik itu adalah sesuatu yang nyata, yang dapat dinikmati baik di dunia hari ini maupun di dunia yang akan datang. Inilah sebenarnya harta yang sesungguhnya (Lukas 16 : 11). Kata "harta yang sesungguhnya" di sini adalah 'alethinos' berkaitan dengan 'alethia', kebenaran. Kalau kebenaran Firman TUHAN dipahami dengan benar dan mewarnai jiwa lalu dilakukan, maka itu akan menjadi harta kita sendiri (Lukas 16 : 12). Warna jiwa atau kualitas jiwa yang berpusat pada kebenaran Firman TUHAN sejati inilah yang menjadi harta abadi, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.
0 komentar:
Posting Komentar