Renungan Harian Virtue Notes, 24 April 2011
Misteri
Bacaan: Yohanes 3: 1-8
3:1. Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.
3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Kalau Tuhan Yesus menggunakan istilah “kelahiran baru” untuk proses keselamatan, maka proses kelahiran baru juga memiliki kesejajaran dengan proses kelahiran manusia. Tidak mungkin Tuhan menggunakan istilah ini tanpa memiliki keterkaitan dengan proses kelahiran secara umum. Maka mau tidak mau kita harus membandingkan proses kelahiran baru dengan proses pembuahan dan kelahiran.
Dalam biologi, proses pembuahan yang akan menghasilkan kehamilan dan berlanjut kelahiran adalah proses yang harus dikategorikan misteri. Proses pembuahan diawali oleh pertemuan antara gamet (sel reproduksi) pria (sperma) dan gamet wanita atau sel telur (ovum), yang menghasilkan zigot. Zigot membelah diri menjadi embrio, yang terus berkembang menjadi janin (calon bayi yang akan dilahirkan).
Fenomena pembuahan ini adalah sebuah misteri kehidupan. Tak seorang pun tahu bilamana sebuah pembuahan berhasil menghasilkan organisme yang sehat dan normal. Nantinya setelah janin dalam rahim bertumbuh atau berkembang, baru tampaklah kehamilan tersebut. Sampai sekitar sembilan bulan, terjadilah kelahiran.
Bagi manusia yang hidup pada abad pertama—saat Yesus mengajar—belum ada teknologi medis dalam ilmu ginekologi (ilmu kandaungan) seperti hari ini, karena itu proses kelahiran jauh lebih misterius bagi mereka daripada pemahaman kita hari ini. Mereka juga tidak mengerti mengapa ada pasangan suami istri yang baru menikah langsung bisa memperoleh anak, tetapi pasangan lain yang sudah belasan tahun menikah tak kunjung berhasil memperoleh anak.
Dengan menilik proses kelahiran dari sudut pandang manusia abad pertama, kelahiran baru juga semestinya merupakan sesuatu yang misterius. Maksudnya, tidak mudah seseorang mengklaim dirinya sudah lahir baru—apalagi menilai sesamanya sudah atau belum lahir baru. Namun di kemudian hari, seiring dengan perjalanan waktu, akan tampak buah dari seseorang yang sudah benar-benar mengalami kelahiran baru.
Kelahiran baru bukanlah suatu kejadian yang terjadi sekejap atau instan, melainkan melalui proses panjang hingga tampak buahnya yaitu buah roh. Dengan melalui proses ini, kita akan tahu bahwa kita sudah lahir baru bilamana buah rohlah yang kita tunjukkan, bukan perbuatan daging (Gal. 5:16–23). Dan dengan demikian kita juga yakin bahwa kita benar-benar sudah menjadi anak-anak Allah, karena Ialah yang melahirkan kita (Yoh. 1:13). Jalanilah proses ini, dan sekalipun misterius, pada saatnya kita akan melihat bahwa kita sungguh-sungguh telah lahir baru.
Proses kelahiran baru memang misterius, namun akan tampak buah roh dari seseorang yang sudah benar-benar lahir baru.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar