Renungan Harian Virtue Notes, 12 April 2011
Kesempatan Berharga
Bacaan: Lukas 16: 19-23
16:19. "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Dalam kisah Tuhan Yesus mengenai Lazarus dan orang kaya, dikatakan bahwa si orang kaya berpesta pora setiap hari. Ini berarti ia menyia-nyiakan waktu yang dimilikinya semasa hidup. Ia tidak mempedulikan keselamatan dirinya sendiri dan keselamatan keluarganya, apalagi keselamatan orang lain. Buktinya, ia membiarkan Lazarus si orang miskin tergeletak mati di depan matanya. Kalau Lazarus mati di tempat lain, maka si orang kaya tidak perlu dipersalahkan; tetapi ia dipersalahkan sebab mengabaikan Lazarus yang ditempatkan Tuhan di depannya agar ditolongnya.
Kisah tragis orang kaya ini jangan diartikan perbuatan baik seseorang akan menyelamatkannya. Bukan itu maksudnya. Yang ingin dikatakan adalah, Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk melakukan kehendak-Nya, tetapi kalau kita menyia-nyiakan kesempatan itu, maka kesempatan itu akan hilang untuk selama-lamanya.
Contohnya, dalam pelayanan, hari ini banyak orang menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan Tuhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Bukannya berusaha membawa orang lain supaya selamat dalam arti yang benar, mereka malah memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kenikmatan pribadinya sendiri. Mereka tak ubahnya si orang kaya yang mengabaikan keselamatan jiwanya dan keselamatan Lazarus; jangan heran kalau mereka binasa kelak.
Jadi kita harus memandang hidup kita hari ini dengan cara yang berbeda dengan cara kita memandang hidup kita dahulu, sebab setiap hari yang diberikan Tuhan kepada kita begitu berharga. Dalam setiap hari, terdapat kesempatan-kesempatan besar yang tiada tara untuk dituai di hari esok. Tuhan kita adalah Penjunan Agung yang tidak akan putus asa membentuk kita selama kita masih mau dibentuk.
Tuhan tiada henti bekerja melalui segala hal guna mendewasakan kita (Rm. 8:28). Tuhan Yesus adalah teladan kita, yang sudah sukses menjadi pribadi yang dikehendaki Bapa. Bapa juga menginginkan kita menyusul Yesus menjadi pribadi seperti yang dikehendaki Bapa. Jangan mengatakan tidak mungkin; hal itu sangat mungkin tercapai, sebab Tuhan sudah menyediakan semua sarana untuk mencapai sukses itu.
Kita harus serius memanfaatkan setiap kesempatan yang berharga itu untuk meraih kesuksesan hidup sesuai kehendak Bapa. Tentu kita harus bekerja keras. Tanpa kerja keras, kita tak akan mendengar Tuhan berujar, “Berhentilah dari segala jerih lelahmu; masuklah dalam kemuliaan Tuhanmu.” (Why. 14:13).
Manfaatkan setiap kesempatan dalam hidup kita untuk menjadi pribadi seperti yang dikehendaki Bapa.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar