Renungan Harian Virtue Notes, 8 April 2011
Menyelesaikan Masalah Dosa
Bacaan: Matius 1: 21
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
Dalam berita malaikat yang disampaikan kepada Yusuf bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Anak laki-laki, ia mengatakan bahwa Anak itu harus dinamai Yesus—artinya Juruselamat—sebab Dialah yang akan menyelamatkan manusia dari dosa mereka.
Pada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama, tidak semua orang yang mendengar berita itu menerima-Nya dan mengalami keselamatan dari Allah. Demikian pula hari ini, tidak semua yang mendengar Injil otomatis diselamatkan. Alkitab menyatakan bahwa banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih (Mat. 22:14).
Bagaimana kita dapat mengetahui apakah kita benar-benar terpilih? Kita yakin bahwa kita terpilih, apabila dengan serius kita mau menyelesaikan masalah dosa. Apa maksudnya? Dalam hal ini harus memahami apa artinya dosa. Dosa artinya meleset atau tidak mengena sasaran. Sasaran yang akan dituju adalah sempurna seperti Bapa di Surga (Mat. 5:48). Seperti Bapa di Surga artinya dikembalikan kepada rancangan semula, yaitu serupa dan segambar dengan Allah Bapa. Inilah proyek terbesar dan berlangsung sampai seseorang menutup mata.
Tuhan Yesus menguduskan kita agar benar-benar menjadi kudus. Bukan hanya mengampuni dosa kita dan menganggapnya sudah selesai di kayu salib; tetapi Ia menginginkan kita dapat memiliki sikap hati dan kehidupan yang tidak berdosa. Tidak berdosa bukan hanya berarti tidak melanggar hukum, sebab Kekristenan bukan sekadar melakukan hukum-hukum tertulis, melainkan juga melakukan semua yang Tuhan kehendaki. Sehingga prinsip kehidupan kita adalah, “The Lord is my law”.
Inilah proses pengudusan yang sesungguhnya, yaitu agar kita benar-benar kudus. Kekudusan hidup itu tidak diukur dari melakukan hukum saja, tetapi apakah semua tindakan kita dikehendaki-Nya, memuaskan dan menyenangkan hati-Nya, serta bisa dinikmati oleh-Nya.
Berarti hidup tidak berdosa adalah hidup dalam ketepatan melakukan kehendak Bapa. Ini sejajar dengan proses pembenaran, yaitu orang percaya dibenarkan—dianggap benar—agar benar-benar menjadi benar. Jangan bersikap fatalistik bahwa semua ditanggung Tuhan saja; kita pun harus mengambil tanggung jawab kita. Setelah dilepaskan dari kuk kuasa kegelapan, dengan sadar kita harus memikul kuk Tuhan. Setelah dilepaskan dari belenggu Iblis, kita mengenakan belenggu Tuhan. Manakala kita mengenakan belenggu Tuhan, Iblis pun tidak bisa membelenggu kita lagi. Kita merdeka dan memiliki keyakinan bahwa kita benar-benar terpilih.
Kita yakin bahwa kita terpilih, apabila dengan serius kita mau menyelesaikan masalah dosa.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar