Renungan Harian Virtue Notes, 11 April 2011
Jatuh Tertidur
Bacaan: Efesus 5: 14-17
5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."
5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Manusia sering kali diperhadapkan kepada momentum-momentum atau saat-saat yang nantinya akan berdampak bagi dirinya dan orang lain di waktu-waktu yang akan datang. Dengan menyadari hukum tabur-tuai ini, kita akan bersikap berhati-hati, sebab kita hidup di alam semesta yang ada Penguasanya, yaitu Tuhan yang menciptakannya dan selalu aktif memerintah.
Kalau kita menghormati Tuhan yang memerintah alam semesta dan akan terus menjadi Tuhan di atas segala tuan, maka kita harus bersikap sopan terhadap-Nya, dan menjauhi cara hidup yang ceroboh. Cara hidup yang ceroboh maksudnya hidup tanpa menghiraukan kehendak Tuhan secara pasti. Kalau kita bersikap sopan kepada Tuhan, niscaya kita berusaha untuk mengerti dan melakukan kehendak-Nya dengan segala kemampuan yang ada (ay. 17).
Alkitab menyatakan bahwa hari-hari ini adalah jahat (ay. 16). Dunia yang jahat ini mengakibatkan manusia menabur apa yang jahat karena pengaruhnya, agar manusia menjauh dari berkat Tuhan Menyadari hal ini, kita harus bangun dari tidur (ay. 14). Dalam ayat ini, dalam bahasa asli kata yang digunakan untuk “tidur” adalah καθεύδω (kathévdō) yang salah satu artinya adalah “jatuh tertidur”, maksudnya bukan bermaksud untuk tidur, tetapi jatuh tertidur. Itulah sebabnya kata inilah yang digunakan untuk “tertidur secara rohani”.
Kathévdō secara simbolis juga digunakan untuk kematian. Pada ayat 14, kata ini digunakan berdampingan dengan mati (νεκρός, nekrós). Mati di sini bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali, tetapi masih bisa bangkit kalau mau. Tetapi kalau tidak mau bangkit, Tuhan pun tidak membangkitkannya.
Iblis memang berusaha membuat orang percaya jatuh tertidur, sehingga menabur dalam daging supaya menuai kebinasaan (Gal. 6:8). Jadi yang harus kita perhatikan dalam hukum tabur-tuai bukan investasi dengan menabur secara jasmani untuk menuai secara jasmani seperti memberi sumbangan ke Gereja dengan motif mendapatkan berkat Tuhan berlipat kali ganda. Yang terpenting di sini adalah bagaimana mempersiapkan diri untuk menuai kemuliaan bersama Kristus dalam Kerajaan-Nya kelak.
Jangan kita berdagang dengan Tuhan, dengan menganggap pemberian ke gereja atau orang miskin sebagai investasi untuk dikembalikan-Nya berlipat kali ganda. Itu tindakan yang tidak hormat kepada Tuhan. Kalau kita bangun dari tidur rohani kita, pasti kita menghormati Tuhan dan dengan rela mendukung pekerjaan Tuhan tanpa pamrih.
Jangan terus tertidur secara rohani, tetapi bangkitlah untuk berusaha mengerti kehendak Tuhan.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar