RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Mencapai Level Dikenan Bapa

Renungan Harian Virtue Notes, 2 April 2011

Mencapai Level Dikenan Bapa



Bacaan: Roma 8: 5-11


8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

8:10. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.

8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.



Orang yang berusaha hidup baik dengan melakukan hukum-hukum tertulis tidak akan sampai pada level dikenan Bapa, sebab hukum yang tertulis tidak akan dapat mewakili kehendak Tuhan yang sempurna. Di zaman Perjanjian Baru ini, setiap umat pilihan Allah dirancang-Nya untuk hidup menurut roh. Hanya orang yang hidup menurut rohlah yang sanggup melakukan hukum-hukum Allah yang bersifat batiniah—bukan yang tertulis (ay. 7).


Melakukan hukum-hukum tertulis masih di wilayah hidup menurut daging. Jadi jangan kita salah sangka bahwa orang yang hidup menurut daging selalu jahat atau tidak bermoral. Melalui pendidikan, lingkungan yang baik, filosofi, budaya dan berbagai ajaran etika, seseorang bisa menjadi baik; tetapi semua itu dikerjakan oleh daging, bukan oleh roh. Roh manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa itu rusak dan tidak berdaya, sama saja dengan mati. Hanya keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus sajalah yang dapat menghidupkan roh yang sudah mati itu agar dapat menguasai jiwa, dan kemudian jiwa mengendalikan seluruh hidup (ay. 10).


Mari kita tilik diri kita sendiri, apakah kita masih berusaha dikenan Bapa dengan melakukan hukum-hukum tertulis, yaitu hidup menurut daging. Ciri-cirinya yang paling kentara adalah sebagai berikut. Pertama, tujuannya untuk kepentingan dirinya sendiri—supaya Tuhan senang dan memberikan apa yang diinginkannya. Itu sama dengan memanfaatkan Tuhan. Kedua, mengukur kesalehan hidup dari tindakan lahiriah. Mereka kerap menghakimi sesama dengan standar moral etika lahiriah, dan menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain.


Sebetulnya untuk melakukan kehendak Tuhan kita harus memahami pikiran dan perasaan Tuhan, sehingga melakukan segala sesuatu tepat seperti yang diingini-Nya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata, “Kamu harus sempurna seperti Bapa di Surga” (Mat. 5:48); artinya melakukan segala tindakan persis dan tepat seperti yang Bapa inginkan. Untuk ini kita harus membiarkan roh kita menguasai jiwa kita sehingga kita mengalami pembaruan pikiran.


Dari kebiasaan melakukan apa yang diingini Tuhan, kita akan menemukan apa yang dikehendaki Tuhan untuk kita lakukan dalam hidup ini, sehingga kita mencapai level dikenan Bapa. Secara otomatis, kita akan aktif dalam kegiatan gereja, dan juga menjadi berkat baik bagi jemaat di dalam gereja maupun masyarakat luas di luar gereja. Untuk itu pengertian kita akan kebenaran harus terus bertumbuh, sehingga menjadi cerdas untuk memahami kehendak-Nya.



Level dikenan Bapa hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang hidup menurut roh.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger