Renungan Harian Virtue Notes, 25 Oktober 2011
Sebutan Anak-anak Allah
Bacaan: Kejadian 6: 1-7
6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi,
6:2 maka anak-anak Allah
6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku
6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan
6:6 maka menyesallah
6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi,
Agar kita lebih jelas lagi mengenai siapakah yang sah disebut anak-anak Allah itu, marilah kita memeriksa apa yang tertulis dalam sejarah manusia yang tertulis di kitab Kejadian. Pada awal sejarah manusia, walau manusia sudah jatuh ke dalam dosa, tetapi Allah Bapa masih mau mendampingi mereka dan berharap manusia masih bisa melakukan kehendak-Nya.
Sejatinya yang disebut anak-anak Allah dalam bacaan kita hari ini adalah keturunan Set, di antaranya adalah Henokh yang hidup bergaul dengan Allah sehingga kemudian diangkat oleh-Nya (Kej. 5:24). Tetapi ternyata anak-anak Allah ini tidak melakukan kehendak-Nya. Mereka melakukan kawin campur dengan anak-anak manusia, yaitu keturunan Kain yang terlibat dengan berbagai praktek dosa. Akhirnya keturunan Set ikut terlibat dengan berbagai kejahatan pula. Ini menunjukkan bahwa manusia ternyata daging adanya (ay. 3), artinya tidak mau mengikuti kehendak roh. Mereka hidup dalam kedagingan, yaitu tidak melakukan apa yang sesuai dengan kehendak Allah. Maka jelaslah bahwa kalau seseorang tidak bersedia hidup sesuai dengan kehendak Allah, maka ia tidak dapat menjadi anak Allah.
Sebutan anak-anak Allah bagi manusia pun terhenti pada waktu manusia tidak lagi hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah. Karena besarnya kejahatan manusia di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka hati Allah pun kecewa bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi (ay. 6). Itulah awal Roh Allah tidak lagi tinggal dalam manusia. Sejak itu manusia tidak bisa disebut anak-anak Allah, sebab yang disebut anak-anak Allah adalah mereka yang dipimpin oleh Roh Allah.
Dalam zaman anugerah ini orang-orang yang menerima keselamatan dalam Yesus Kristus dirancang untuk menjadi anak-anak Allah guna melakukan kehendak Allah dengan sempurna seperti Tuhan Yesus. Supaya pantas disebut sebagai anak-anak Allah, maka kita harus hidup dalam pimpinan Roh Allah. Oleh sebab itu jangan mudah mengakui diri sebagai anak-anak Allah, sebelum kita pantas untuk sebutan tersebut. Seseorang tidak akan pantas disebut sebagai anak Allah sebelum melalui proses yang membawanya bisa hidup dalam pimpinan Roh Allah, sampai pantas disebut anak Allah. Maka kita harus melalui proses tersebut, dan di dalamnya hidup untuk memperoleh perkenanan Allah.
Supaya pantas disebut sebagai anak-anak Allah, kita harus dalam pimpinan Roh Allah.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar