Renungan Harian Virtue Notes, 11 Oktober 2011
Konflik
Bacaan: Roma 7: 21-23
7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini:
7:22 Sebab di dalam batinku
7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang
Ketika kita menjalani proses mengenakan kebenaran Firman Tuhan, kita akan menjumpai kesenjangan yang sangat tajam antara kehendak Allah dan kehendak diri kita sendiri. Betapa jauh kesenjangan antara kebenaran Alkitab dengan filosofi hidup kita; betapa berbeda karakter yang diingini oleh Allah—Bapa segala roh—dengan karakter manusiawi kita. Dengan demikian terjadilah konflik antara keinginan daging dan keinginan roh kita. Ini terjadi dalam diri kita sebagai bagian proses penyempurnaan untuk bisa hidup sesuai dengan kehendak Allah. Jangan pandang konflik ini sebagai suatu kesulitan, tetapi pandanglah sebagai pergumulan indah yang harus dimiliki setiap umat pilihan yang mau dilayakkan masuk Kerajaan Bapa di Surga.
Konflik seperti ini hanya terjadi pada orang-orang yang sungguh-sungguh mau hidup dikenan Tuhan. Orang yang tidak berminat menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan tidak mengalami konflik ini. Pada umumnya mereka merasa tidak perlu berubah untuk semakin sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi orang yang berminat untuk dikenan Tuhan akan berusaha memahami kebenaran-Nya.
Kalau kita berminat memperoleh perkenanan Tuhan, mari kita temukan perbedaan antara filosofi dunia yang sudah mengakar dalam diri kita dengan kebenaran Tuhan yang harus kita kenakan. Inilah yang membuat kita menyadari bahwa keselamatan bukan gampangan atau murahan. Keselamatan harus diperjuangkan, artinya respons terhadap anugerah yang disediakan Allah harus dilakukan dengan sangat serius, termasuk segala pengorbanan yang harus dilakukan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata agar kita melepaskan segala sesuatu untuk menjadi murid-Nya, artinya agar bisa bertumbuh dalam proses keselamatan (Luk 14:33).
Manakala kita menemukan kesenjangan filosofi tersebut, kita tidak boleh membela diri dengan berbagai alasan atau argumentasi. Di sini kita harus mau melawan diri kita sendiri. Kita harus tunduk kepada kebenaran Alkitab secara absolut. Selanjutnya kita tidak boleh berpihak kepada kesenangan diri sendiri. Kita harus berpihak kepada kehendak roh, segala sesuatu yang sesuai dengan kebenaran Tuhan. Itulah sebabnya Paulus dalam suratnya menulis bahwa kita harus hidup menurut roh (Gal. 5:16-18). Proses ini dasarnya adalah sama dengan penyangkalan diri yang dikehendaki oleh Tuhan.
Dalam konflik antara keinginan roh dan keinginan daging, keinginan roh harus menang.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar